Bahran kembali kembali ke rumah sakit, untuk sementara ia harus berbohong pada putranya. Ia mengatakan Hanum sedang sibuk bekerja dan mereka akan tinggal berdua menunggu sang ibu pulang. Ia termenung di samping Hanum yang masih dalam komanya. Bahran meraih tangan Hanum. Seketika ia ingat momen pertama kali bertemu Hanum. Ketika ia meniupkan udara ke jemari seorang gadis yang terluka karena benda tajam. Ia meniupkan udara ke jemari itu. " Masih ingat hari itu Num, hari dimana aku tidak jadi marah sama mama saat kamu memanggil ibumu saat menahan rasa sakit " Flasck Back On Bahran menatap iba gadis yang baru ia selamatkan, mata gadis itu berair. Ia terus memanggil nama ibunya saat menahan rasa sakit. " Mana Hp kamu, biar aku hubungi ibumu " ujar Bahran sambil menadahkan tangan. Gadis