Tak ada lagi pembicaraan setelah itu. Bahran menunjukan wajah datar yang membuat Hanum merasa bersalah. Ia melirik suaminya yang sedang mengendarai mobil menuju rumah. Sesampainya di rumah, Hanum di suruh turun sementara Bahran beralasan ia harus pergi ke suatu tempat. Tapi hari sudah hampir pagi. Hanum melanjutkan tidur bersama Keenan dan ketika terbangun ia tidak mendapati suaminya pulang. Hanum mulai dirundung perasaan bersalah. Apakah Bahran tersinggung ketika ia menjawab Bahran akan meninggalkan desa secepatnya. Ini membuatnya sungguh dilema. Ia tak bisa pungkiri hatinya yang begitu merindu, tapi demi keamanan Bahran sendiri dan keselamatan ayahnya, ia harus menjauhi laki laki yang sampai saat ini masih menghuni hatinya. " Maafkan aku kak " ucap Hanum sambil mengusap wajahnya. Ia