Bahran berusaha menahan tangan Hanum ketika wanita itu ingin berbalik. Hanum hanya menunduk ketika suaminya menatapnya dalam. " Lepas kak, aku mau ambil minum " " Dengar aku dulu Num, kamu berhak tak percaya. Tapi jangan pernah melarangku jatuh cinta padamu " ucap Bahran serius sambil membelai tepi rambut Hanum. Hanum merasakan detak jantungnya kembali kacau.. Mencari kejujuran di mata suaminya. Sungguh, ia hampir luluh dengan kata kata itu. Itu yang ia harapkan sejak lama. Tapi ia masih meragukan kata kata suaminya karna atas alasan a[a Bahran jatuh cinta padanya. Hanum melepaskan tangan Bahran yang menggenggam tangannya. Ia segera keluar dari ruangan CEO dan melangkah menuju pantry. Bukan karena haus Hanum menghabiskan sampai dua gelas air putih. Ia ingin menentramkan degup jantungny