Hari telah berganti ketika Regan mendengar rintihan lirih Viona. Ia yang tengah berbaring di ranjangnya sendiri pun segera turun. "Viona?" Regan memanggil. Ia dan Viona berada di kamar yang sama di ruang VVIP rumah sakit. Sejak semalam, ia menunggui Viona dan berharap agar istri kecilnya itu lekas bangun. Sayangnya, Viona terus terlelap. "Vio, kamu udah sadar?" tanya Regan. Ia duduk di kursi kecil lalu meremas tangan Viona. Ia mencium punggung tangan itu dua kali. "Sayangku, bangun." Viona belum membuka mata. Hanya rintihan lirih yang keluar dari bibirnya. Regan tidak tega. Ia membelai perut Viona. Bayi kecil mereka bergerak, mungkin makhluk mungil itu merindukan makanan lezat karena sejak semalam hanya cairan infus yang masuk ke tubuh Viona. "Kamu masih mau tidur?" Regan kembali meng