Regan menatap kepergian Viona dengan hati yang sedih. Ia mencemaskan gadis itu, tetapi ia juga tidak bisa meninggalkan Asri. Dengan kalut, ia merogoh ponsel di sakunya. Ia mengetik beberapa pesan untuk Viona. Regan: Maaf, Vio. Regan: Kamu pulang dan istirahat di rumah, ya. Regan: Aku usahakan pulang nanti malam. Regan: Jangan berpikir yang nggak-nggak. Regan: Aku sayang kamu. Regan membuang napas panjang. Ia menyimpan kembali ponselnya sebelum masuk ke kamar Asri. Ditatapnya sang istri yang masih menangis. "Kamu baik-baik aja? Ada yang sakit?" tanya Regan seraya mendekat. Asri memberinya tatapan mencemooh. "Kenapa kamu peduli?" Ia menunjuk ke arah pintu. "Sebaiknya kamu temani saja istri kedua kamu itu!" Regan menahan emosinya meledak. "Kamu jangan bicara seperti itu, aku mohon. A