Yang merasa belum cukup umur, silakan tutup mata dulu. :p *** Viola menatap Stevan dan Maxel bergantian, mereka bisa dikatakan sangat mirip jika berdiri bersebelahan. Dari tinggi badan, rahangnya, bahkan bibirnya. Viola menatap keduanya tanpa kedip saat ia sadar, bahwa dirinya terpaku pada mereka berdua. Stevan adalah ayahnya Maxel. Dia seorang pemilik bar terbesar di kota ini. Bukan hanya satu bar saja, tapi masih banyak lagi cabangnya. Pria itu bisa dibilang sangat sukses dalam menjalankan usaha yang bagi Maxel adalah usaha busuk. Maxel tidak suka usaha yang dijalankan ayahnya, tapi usaha itu pula yang akan menghidupi dirinya nanti. Maxel mendengus, matanya tak lepas memperhatikan Viola sedari tadi. "Hm... jadi kamu anaknya Alex?" pertanyaan Stevan hanya ditanggapi dengan senyuman o