Irina segera masuk ke rumahnya begitu Rayen pergi. Ia takut kalau-kalau Rayen kembali dan berbuat hal yang aneh lagi. Irina menutup pintu rumah begitu ia masuk. Kakinya terasa lemas sedari Rayen memeluknya erat dengan nada suara yang terasa menyakitkan. Entah apa maksud dari sikapnya yang sering berubah ubah itu. Irina merogoh hp dalam tas kerjanya kemudian menghubungi salah satu sahabatnya. Irina sepertinya harus mengalihkan pikirannya dari masalah yang menyangkut Rayen. Irina putuskan unuk menghubungi Suci sahabatnya yang terkadang mempunyai mulut pedas dan apa adanya. Bukan tanpa alasan Irina memilih menelpon Suci ketimbang sahabatnya yang lain. Irina berpikir, lebih baik berbincang dan menghilangkan stres lewat Suci yang nyablak dan lebih bisa menunjukan apa yang ada dalam hati juga