Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, berarti jam shiftku sudah berakhir 3 jam yang lalu, dan ini termasuk lembur.
Aku segera membuka pakaian kerja ku dan berganti pakaian biasa, mengambil tas kecil dan memasang kembali sepatu ku kembali.
Namun ada satu hal yang mengganjal, aku ingin bertemu lagi dengan anak manis ini,apakah aku harus berpamitan dulu padanya ?
Hatiku memang tak bisa berbohong, fikiran ku bilang aku harus segera pulang,namun kaki ini melangkah ke arah berlawanan.
"Hai Ken ??" Sapaku yang melihat Ken tengah bermain gadget.
"Hai sustel cantik," Dia memanggilku seperti itu.
"Ken kenapa belum tidur ??"
"Ken tunggu papa, papa belum jenguk Ken,"
Ada rasa miris yang kurasa, anak ini merindukan papanya, jika papanya ada, kemana mamanya ??
Aku rasa tak melihatnya,aku hanya melihat Tante dan neneknya.
"Anty Belinda dimana ?"
"Anty dikamar mandi sustel,"
"Baiklah, suster mau pulang, Ken gak boleh tidur malam-malam ya, besok pagi suster ajak Ken makan bareng dikantin," Ucapku selembut mungkin.
"Janji ya sustel ?"
"Janji, selamat malam Ken," Aku mencium kening anak ini, entah kenapa aku melakukan nya, aku sangat menyayangi anak ini.
"Dadah sustel," dia melambaikan tangan ke arahku.
Tak lama aku meninggalkan nya.
_
Ceklek..
"Kamu ngobrol sama siapa Ken ??"
"Sama sustel cantik,tadi jidat Ken dicium Anty, Ken senang sekali," Ucap Ken dengan gaya bicara lucunya.
"Iyakah ?? Wah,, sustel nya baik ya ??"
"Iya Anty,,"
Diam-diam Belinda tersenyum sendirian.
_
Aku melirik jam ditanganku, sudah hampir jam sembilan malam,dan aku masih berkutat dengan pekerjaan ku.
Bukannya aku tak memikirkan anakku, tapi pekerjaan ini tak ada habisnya.
Memang penjualan showroom ku sedang meningkat akhir-akhir ini,sehingga aku dan timku harus bekerja lebih giat lagi.
Aku berjanji setelah ini aku akan menemui Ken.
"Sabar ya Ken sayang, papa sebentar lagi selesai.." gumamnya.
_
"Assalamualaikum, "
"Walaikum salam,, sudah pulang Cla, ayo makan dulu, nenek sudah bikin makan malam," Ajak nenek.
Aku mencium tangan renta nenek ku, tradisi sejak kecil yang aku terapkan hingga saat ini.
Dan mungkin ini memanglah sebuah kewajiban dalam agama ku.
"Kakek kemana nek ??"
"Kakek masih dikamar, sebentar lagi keluar,"
"Kakek ? ayo cepet,Clara udah nungguin." Panggil nenek dengan bahasa aslinya.
"Sebentar atuh nenek, "
Aku hanya tersenyum melihat nenek dan kakek ku ini.
"Clara,, sudah pulang ??" Giliran kakek bertanya padaku dari belakang
"Sudah kek.." jawabku.
"Ayo ayo makan, kasian Clara juga sudah lapar.."
"Tenang aja nek, Clara gak terlalu lapar kok," Ucapku.
"Kakek memang suka lama kalo di suruh makan Clara, asyik terus sama tanamannya." Protes nenekku ini.
"Biarin aja nek,itu kan kesukaan kakek dari dulu,"
"Hayu atuh cepet, "
Aku masih bisa melihat kemesraan dalam diri dua sejoli renta ini, nenek yang masih sangat memperhatikan kakek dengan baik, Begitu juga kakek.
Aku ingin seperti mereka, bisa saling menyayangi sampai ujung usia, dan menua bersama.
"Kakek main kotoran lagi ya ?" Tanya Clara enyelidik.
"Sedikit, kakek cuma merapikan aja,"
"Merapikan selama berjam-jam, kamu tahu Clara ??" Ucap nenek.
Aku tersenyum "Udah, ayo kita makan, aku udah laper ni,"
Mereka tertawa, sejenak rasa kesal kemarin menghilang saat aku melihat mereka tersenyum bahagia.
Aku tahu, mereka menginginkan yang terbaik untukku.
"Kek, nek,maaf Clara belum bisa memberikan jawaban untuk permintaan kalian, Clara butuh waktu lagi," ucapku.
"Sudah, sudah, tidak apa-apa Clara.. biarin aja, nanti lagi, sekarang makan dulu," jawab kakek.
Aku tersenyum, aku kira kakek akan kecewa padaku.
_
"Ayolah Ken... Jangan bikin Anty sama oma pusing dong ???" Protes Belinda.
Sepagi ini Belinda sudah dibuat pusing dengan kelakuan keponakan satu²nya ini.
Pasalnya Ken sama sekali tak mau sarapan.
"Ken gak mau Anty..!"
"Ken.. kamu harus makan, sarapan, kalau nggak,kamu gak bisa minum obat dan kamu gak akan sembuh," Protes Tante cantiknya.
"Ayo Ken, sama oma ya ??" Bujuk Vena.
"No nenek, Ken gak mau makan," Tolaknya.
"Astaga..... ! Punya keponakan satu aja bikin pusing nya satu kecamatan !" Belinda benar-benar kesal dengan Ken.
"Sudahlah Belinda, namanya juga anak kecil." Ucap Vena.
"Tapi ma, Ken ini bener-bener ngeselin,, sama kayak bapaknya.." Sewot Belinda.
Tak lama Clara datang karena mendengar ribut-ribut di kamar ini.
"Selamat pagi.. ada apa pagi-pagi sudah ramai begini ??" Tanya Clara seramah mungkin .
"Pagi, suster, ini Ken gak mau makan, dia harus minum obat kan," Jawab Belinda.
"Ken gak mau Anty !" Kekeuh Ken.
Clara tersenyum lembut "oh iya, Ken kan mau sarapan sama suster ya ? Ken mau ikut makan sama suster ??" Clara menepati janjinya kemarin.
Ken mengangguk dengan antusias atas ajakan Clara
"Oke,ayo sekarang naik ke kursi roda, dan kita berangkat sarapan oke ??" Ajak Clara setelah memasangkan selang infus di tiang pembawanya.
"Pamit dulu sama Anty dan oma ya Ken,"
"Oma, Anty, Ken salapan dulu ya sama sustel cantik," Cara bicaranya sangat lucu.
Clara pun mengajaknya pergi setelah berpamitan.
"Segampang itukah ? Kita hampir dua jam mam, membujuk bocah kecil itu,dan dia langsung nurut waktu suster itu mengajaknya ? Unbelieveable !" gerutu Belinda.
Sementara Vena hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Ayo mah kita ikuti" Ajak Belinda.
Vena juga mengiyakan ajakan anak perempuannya.
_
Aku hampir lupa dengan janjiku dengan bocah kecil ini,aku mengingat nya saat aku sudah sampai di rumah sakit.
Dan aku melihat bocah kecil itu tengah merajuk kepada Tante dan neneknya.
Dan aku baru menyadari kalau anak ini menungguku.
Akhirnya aku ajak dia untuk sarapan denganku di kantin rumah sakit.
Aku membawa nya dengan kursi rodanya, tak lupa juga infusan yang masih menempel di lengannya.
"Nah Ken belum sarapan kan ?? Karena Ken mau mimum obat, Ken harus makan nasi, bagaimana kalau bubur ?? Ken mau ??" Aku coba menawarkan nya makanan.
Dan hasilnya anak ini mengiyakan usulanku.
"Anak pinter, sebentar suster pesan dulu ya .?"
Aku memesan semangkuk bubur ayam, sementara aku nanti saja, aku harus menyuapi anak ini makan.
"Ken mau di pangku,Ken mau duduk sama suster"
"Ken mau dipangku sama suster ?" Dia mengangguk lagi.
"Baiklah,, sini suster pangku,tapi Ken harus makan yang banyak,biar Ken cepat sembuh," Bujukku.
Setelah pesanan datang, aku segera menyuapi nya makan,tak lama kedua temanku datang.
"Clara.." Desy dan Joe terheran melihatku memangku seorang anak.
"Dia siapa Cla ?" Tanya Desy.
"Anak ini ?"
"Siapa lagi Clara ????" Sosor Joe.
"Hehe.. kenalkan dia pasienku, namanya Ken, dia ingin makan denganku Disni." Aku menjawab keberanian mereka berdua.
"Oh.. ya ampunn, anak ini lucu sekali.. kecil-kecil sudah ganteng,," Ucap Desy.
"Persis seperti aku ," Ucap Joe.
"Apanya ??" Sinis Desy.
Aku tertawa melihat mereka berdua berdebat.
"Kamu lebih ganteng Ken, daripada dokter ini," Cibir Desy.
"Terserah,"
"Haii, namamu siapa ganteng ??" Tanya Joe.
"Namaku Keanu, aku suka dipanggil Ken om doktel," jawab Ken dengan logat lucu nya.
"Dokter ini namanya Joe, dan suster ini namanya suster Desy," ucapku pada Ken.
"Kalau sustel cantik namanya siapa ??" Tanya Ken padaku.
Ternyata Ken belum tahu namaku.
"Oh iya, kalau suster namanya Clara"
"Aku mau panggil sustel cantik aja," celetuknya,membuat aku merona merah.
"Haha.. iya, terserah Ken saja, tapi sekarang makan dulu ya ??" Aku membujuknya lagi, dan menyuruh teman-teman ku untuk ikut makan.
Aku menyuapi Ken sampai makanan nya benar-benar habis.
"Wah.. pinter, makannya habis, setelah ini Ken harus minum obat ya ??"
Ken mengangguk.
"Kayaknya kamu cocok deh jadi mama buat Ken," ucap Desy.
Aku hanya tersenyum, jika saja Ken tak punya orang tua aku mau saja.
Siapa yang menolak ??
"Ga usah aneh-aneh Des, Ken ini punya orang tua."
"Ken mau punya mama, Ken mau sustel cantik jadi mama nya Ken."
Aku terperangah mendengar ucapan Ken.
Begitu pun Joe dan Desy.
"Apa ? Hehe.. Ken, Ken kan punya orang tua, punya papa, mama, Anty, nenek sama kakek, banyak banget yang sayang sama Ken." Ucapku.
Tatapan polosnya membuat hatiku meleleh.
"Ken gak punya mama," seketika wajahnya menjadi sendu.
"Apa ?" Lagi-lagi aku dibuat terperanjat.
Aku jadi merasa bersalah kepada bocah kecil ini.
"Mm.. memang mama Ken kemana ??" Kali ini Desy yang bertanya.
"Kata papa, mama di surga,"
Astaga !!
Aku menutup Mulut dengan tanganku, aku tak percaya jika anak manis ini telah kehilangan seorang ibu, pantas saja aku tak melihat sosoknya disaat Ken sakit.
"Maafkan suster sayang, suster ga tau," seketika aku memeluk nya, mengusap rambut nya yang hitam lebat.
Persis seperti ibu pada umumnya.
"Anak pinter, kamu kuat ya, hebat ! Dokter bangga sama Ken," kata Joe.
"Suster juga bangga, Ken anak hebat !!" Ucap Desy juga.
Aku tersenyum,memberikan setitik semangat untuk anak sekecil ini, mungkin dapat belum tahu apa yang terjadi dengan mamanya, namun yang dia tahu bahwa ibunya telah bahagia di surga.
_
"Kinanti, aku ingin bicara," aku mendatangi kediaman Kinanti.
"Ada apa Arya ?? Kalau kamu tidak memperjuangkan ku, untuk apa ku datang lagi ?" Ucap Kinanti.
"Kinanti, aku mohon, aku sedang memperjuangkanmu, jadi mohon kamu bersabar, aku akan memperkenalkan mu pada keluarga ku,tapi sebelumnya aku harus bicara denganmu."
"Kapan ?? Kalau sekarang aku gak bisa,"
"Nanti aku kabari, aku mohon bersabarlah Kinanti."
"Baiklah,"
"Baik, aku harus kembali, aku ada urusan,nanti aku kabari ,"
Kinanti hanya mengangguk tanpa mengiyakan ucapanku, mungkin dia masih marah dengan ku.|Aku pun berlalu meninggalkannya, aku harus menjenguk anakku pagi ini, bisa-bisa dia bisa mengamuk lagi gara-gara aku tak datang.
_
To be a continued
Thank you very much..
Tekan tombol vote di bawah yaa