Denias dan Oge berjalan di belakang Gerry dan Billa, Gerry memang sengaja mengajak Denias. Sebenarnya, Denias menolak untuk ikut dan lebih memilih untuk menghabiskan waktu berdua nya bersama Oge di dalam Apartemen milik Gerry.
Namun Gerry terlihat memaksa, Gerry seakan merasa tak rela jika membiarkan Oge dan Denias berduaan. Denias pun mengikuti keinginan Gerry, "Gerry, " Panggil Denias dari belakang.
Gerry menoleh, "Biarin Oge aja yang bawa mobil, lu sama Billa duduk di belakang!, " Ucap Denias, Oge mengangguk menanggapi permintaan Denias. Tidak dengan Gerry, Gerry enggan duduk berdua dengan Billa di belakang.
"Enggak, lu aja sama Billa di belakang! " Ucap Gerry, "Biar Gw sama Si Oge di depan!" Lanjutnya.
"What! " Billa menghentikan langkahnya, ia menatap kesal wajah kekasihnya.
"Kok gitu, Denias sama Oge lah di belakang!" Protes Billa.
"Ya gitu aja Ger, " Timpal Oge.
"Ah lu protes mulu, ya usah serah kalian aja. Gw gak peduli! " Ucap Gerry yang sedikit terdengar menyentak.
"Dih, lu kok ngegas sih! Terus lu maunya gimana? Denias duduk nya di belakang bareng lu? Lama-lama aneh lu berdua! " Kalimat Billa terasa memekik Denias maupun Gerry, mereka seketika terdiam. Apalagi Gerry yang langsung terdiam saat mendengar kalimat itu.
Gerry masuk kedalam kemudi tanpa membukakan pintu mobil untuk Billa, berbeda dengan Oge yang terlihat mempersilahkan Denias masuk walaupun Denias terlihat sedikit cuek terhadap Oge.
Billa terpaku sembari menatap mereka yang sudah masuk terlebih dahulu, "Woy masuk, lu yang ajak pergi cepat kan? " Ucap Gerry yang sedikit berteriak, Namun Billa tetap terdiam tanpa menyahuti kalimat Gerry.
"Mm, dasar cewe aneh! " Mata Gerry mendelik kesal, ia bergumam kecil namun, gumaman itu terdengar jelas di telinga Denias maupun Oge.
Ia pun segera melepaskan safety belt yang sudah di pakai olehnya, membuka pintu. Lalu, melewati tubuh Billa yang berdiri mematung di hadapan pintu.
"Silahkan Tuan Putri Billa, " Ucap Gerry sembari tersenyum terpaksa.
Gerry segera masuk kembali ke dalam kursi kemudinya, bibir nya tertekuk dan selama perjalanan Gerry terdiam tanpa memutarkan musik. Ia benar-benar terlihat sangat kesal dengan tingkah Billa, apalagi di belakang kemudi Oge selalu memeluk tubuh Denias. Perasaan risih pun terlihat jelas di wajah Denias, namun Denias tak dapat menolak.
Dulu Denias lah yang selalu bersikap Agresif pada Oge, dan entah mengapa saat ini Oge terlihat sangat Agresif di hadapan Gerry maupun Billa.
"Ger, sepi amat sih kayak di dalam kuburan aja!, " Ucap Oge, "Musik kali biar enak juga! "
"Emang lu pernah masuk kuburan? "
"Ya enggak gitu juga kali Ger, "
"Ya udah gak usah bilang kuburan sepi, kecuali lu pernah masuk ke liang lahat dan liat kondisi di sana! " Protes Gerry membuat Billa dan Oge semakin merasa aneh.
"Kenapa sih lu? " Tanya Billa, "Lu ngegas mulu deh dari tadi, "
"Gerry lagi PMS bill, " Pekik Denias, "Udah ah lagian bentar lagi juga sampai kan? " Tanyanya, Gerry mengangguk dan melihat kaca spion yang menunjukkan Denias tersenyum
"Lu cantik amat sih Den, " Puji Oge, "Gak salah gw pacarin lu." Ucap Oge
"Makanya lu harus bersyukur pacaran ama gw! " Celetuk Denias, Oge mendaratkan sebuah kecupan di Pipi Denias, 'Cup!, '
Denias terlihat terkejut saat mendapat kecupan itu, Denias pun mencubit lembut pinggang Oge. Oge sedikit meringis kesakitan, tak hanya sakit yang oge rasakan. Rasa geli pun hinggap, "Udah ah Sayang, malu tuh sama pak supir dan bu supir di depan!, " Ucap Oge sedikit kurang ajar itu di iringi gelak tawa dari Denias dan Oge.
Cekittttt remm terdengar sangat memekik.
"Lu mau duduk di belakang, tapi gw gak terusin nyetir atau Denias yang di depan? " Tanya Gerry.
"Ih lu kenapa sih? " Tanya Billa, Oge pun merasa aneh.
"Dari tadi berisik mulu lu!, " Ucap Gerry kembali, Gerry seakan tak menghiraukan pertanyaan Billa.
"Oge, lu ngalah. Lu diem! " Ucap Billa.
"Ya udah gw kan diem diem bae dari tadi Bill, maaf gw kan cuma becanda ama calon bini gw! " Tutur Oge sedikit memelankan suaranya, Denias menatap wajah Gerry tanpa bicara sepatah kata pun. Sepertinya Gerry mengerti tatapan Denias itu, tatapan itu seakan menjadi tatapan maut dari Denias untuk nya.
Dan....
"It's a Prank! Hhahahah" Gerry tertawa terbahak-bahak, Mereka bertiga hanya menatap kesal tanpa mengikuti tawa nya sedikit pun dan mungkin saat ini tawa Gerry terdengar sangat garing di telinga Denias dan yang lainnya.
"Kenapa sih lu Ger? " Tanya Oge.
"Ho'oh kenapa si Lu? " Timpal Billa bertanya.
"So Asyik hidup lu Ger, " Ucap Denias sembari mendelik kesal,
"Den, sorry gw kan bercanda! " Ucap nya sembari tetap tertawa, padahal sebenarnya Gerry memang merasa cemburu kepada Oge dan Denias yang menunjukkan kemesraan mereka dihadapannya.
"Becanda lu garing tau! " Denias terlihat kesal, "Gw mau balik aja ke Apart! " Ucapnya.
"Nah Loh? Kenapa lu yang jadi marah Den? " Tanya Billa.
"Gw bete dari tadi Gerry bentak-bentak mulu, ngegas mulu! Kaya nya dia emang PMS! " Tutur Denias.
"Maafin Gw dong Den, gw jalan lagi ya Den! " Ucapnya, Denias membuang muka. Gerry terlihat sangat khawatir dengan kemarahan yang Denias tunjukkan, "gw minta maaf Den, Please." Semua terdiam saat Gerry terlihat menarik tangan Denias, Billa merasa aneh dengan sikap Gerry.
Wajah ketus pun di tunjukkan oleh Denias kepada Gerry, ia menyingkirkan tangan Gerry yang terlihat ingin menarik tangan nya.
Billa mengerutkan dahinya, ia merasa jika Gerry sedang tidak menghargai dirinya sebagai pasangannya.
"Den, Please jangan marah! " Ucap Gerry,
Denias melebarkan senyumannya, mata nya pun terlihat terpejam sedikit. Ia tertawa kecil, "it's a Prank! Hahaha"
"Gila Lu! " Ucap Gerry, "Gw kira lu beneran marah!, " Tambahnya.
Oge dan Billa saling menatap satu sama lain, Oge dan Billa memiliki pemikiran yang sama. "siapa yang pacaran? Gw sama Gerry atau Gerry sama Denias? " Pemikiran itu pun ada di dalam. Benak Oge, namun hal ini sudah sangat biasa bagi mereka berdua. Melihat serta menatap kedekatan diantara mereka adalah sebuah hal biasa, Billa pun terlihat cemberut.
"Gw lanjutin nih iya? " Tanya Gerry sembari menyalakan mesin starter mobil tersebut,
10 menit kemudian...
Sampailah mereka di halaman parkir Basemen sebuah Mall ternama di Jakarta, Oge terlihat merangkul Denias. Begitupun dengan Billa yang terlihat menggelantung di lengan atas Gerry, Billa terlihat sangat manja kepada lelaki berusia 24 tahun itu.
"Den, " Panggil Gerry, Denias menoleh.
"Lu pilih Ponsel apa aja iya, tar bayarnya satuin aja sama ponsel Billa." Ucap Gerry, Oge terkejut dengan apa yang di tawarkan oleh Gerry kepada Denias. Sebagai lelaki, Oge sangat malu karena merasa tidak mampu membelikan sesuatu untuk Denias.
"Enggak usah Ger, gw pakai bekas billa aja gak apa-apa? " Ujar Denias.
"Tapi gw udah janji ponsel gw mau gw kasihin sama ade gw Den," Ucapnya, Denias terdiam saat mendengar kalimat yang di lontarkan Billa.
"Ya udah gw kan bisa pakai ponsel lu buat hubungi Oge!, " Ucap Denias, "Jangan repot-repot ah Ger, gw udah banyak banget repotin elu sumpah! " Denias sedikit menolak. namun lagi dan lagi Gerry memaksa.
Gerry berdiri di hadapan Denias, memegang kedua bahunya dan menatap wajah Denias, "Elu gak usah ngerasa gak enak, Oge sama Billa ngerti kok keadaan lu kaya gimana. Kebetulan lu dengar kan kemarin bokap gw dateng dan mau transfer sejumlah uang, itu artinya rezeki gw buat gw bagi-bagi juga! " Denias merasa jika Gerry sedang sedikit berbohong, "Gw kasih ponsel ke elu juga kan cuma kali ini doang, lu pilih yang elu suka atau samain aja sama Billa iya." Ucapnya kembali.
"Ya Den, lu gak usah ngerasa gak enak sama Gw atau Oge. " Ujar Billa, ia mencoba membantu Gerry untuk memaksa Denias. Walaupun hatinya sedikit ada rasa kesal, Denias menatap wajah Billa, Billa terlihat tersenyum dan akhirnya Denias menyetujui apa yang akan di berikan Gerry untuknya.