Nakalnya Denias dan Gerry.

1091 Kata
Setelah Gerry dan Billa berhasil membujuk Denias, Denias pun mau menerima tawaran Gerry untuk membelikannya ponsel. Billa terlihat sangat antusias memilih ponsel yang ia inginkan, ponsel yang memiliki bandrol 24 juta itu dianggap ponsel yang sangat murah untuk kekasihnya, Billa merengek kepada Gerry di hadapan Denias dan hal itu membuat Denias sedikit cemburu. "Denias kamu beli ponsel apa?" Tanya Billa. "Yang jelas gak akan yang mahal, aku malu. Gerry udah aku repotin banget." Ucap Denias, Oge yang berdiri di samping Denias. Oge sendiri terlihat sibuk memegang ponselnya tanpa memperdulikan ataupun membantu Denias memilih ponsel, Denias merasa kesal dengan sikap Oge. "Ge, gw pilih yang mana dong?" Tanya Denias. "Ya kamu butuhnya yang mana, lagian Oge gak bisa milihin. Oge malu gak bisa bayarin," Ucapnya bernada ketus membuat Denias merasa semakin kesal, Denia pun terlihat kikuk saat melihat-lihat ponsel yang berada dihadapannya. maklum Denias tidak pernah memberli ponsel mahal, Denias sendiri selalu memakai ponsel bekas ayah tirinya. Gerry terlihat sudah selesai menemani Billa, Gerry menghampiri Denias. Ia bertanya mengenai tingkah Denias yang terlihat sangat kebingungan, "Lu kenapa Den?" Tanya Gerry. "Enggak gw bingung aja, gw takut banget kalau gw pilih itu eh malah kemahalan." Ucapnya, Gerry melihat wajah polos Denias. wajahnya sangat membuat Gerry sendiri merasa gemas, "Ger, gw nanti aja lah" Ucapnya. "Enggak," Gerry menggenggam tangan Denias dan menariknya untuk menghampiri kasir yang terdapat Billa di sana, "Mbak, bungkus satu lagi iya. kartu garansi nya atas nama Denias aja" Billa merasa tercengang saat mendengar perkataan Gerry apalagi, Gerry terlihat menuntun Denias. kasir tersebut terlihat mengangguk pelan, "Ini jadi 2 ya kak?" Tanya seorang kasir dan sales ponsel tersebut. "Iya 2, gak pake karet 1 ya kak?" ucap Gerry bercanda, ia berusaha mencairkan suasana karena melihat tatapan Billa yang sangat tegang. Denias pun terlihat melepaskan genggaman tangannya. "mm, maksud nya kak?" Tanya sales tersebut, "Enggak kak, aku hanya bercanda" Ucap Gerry sedikit menunjukkan gigi nya saat tersenyum. "Ger, gw yang lain aja!" bisik Denias terdengar oleh Billa. "Gak usah bisik-bisik Den, Gerry ngasih biar kita kembaran kali." Sindir Billa dengan matanya yang terlihat mendelik, Denias sendiri memaklumi sikap Billa. namun jika harus protes, Billa dan Gerry pun berkenalan melalui Denias dan terkadang Billa selalu menyadari hal itu. Saat Gerry merogoh dompet miliknya, "Eh Ger, gw titip Denias iya. nyokap barusan telepon. katanya nyuruh gw balik," Ujar Oge sembari berpamitan kepada Gerry, Gerry pun mengiyakan dengan menganggukkan kepalanya. "Ge motor lu kan di Apart?"  "Gak apa-apa gw ambil nanti malem aja, maaf iya gw buru-buru" Denias seakan tak menggubrisnya, karena sudah tidak aneh jika saat Gerry akan melakukan pembayaran makan, atau apapun Oge selalu menghindar. Ya, bagi Denias mungkin Oge merasa malu karena apapun selalu Gerry yang mengeluarkan dana. tetapi, Denias ingin Oge bersikap baik walaupun hanya mengucapkan rasa terimakasihnya. "Udah beres ya kak?" Tanya Gerry, Sales itu pun mengangguk dan mengucapkan rasa terimakasihnya karena telah berbelanja di toko tempatnya bekerja. "Ya udah mau kemana nih sekarang?" Tanya Gerry. Billa terlihat sangat manja, "Mau makan sayang," Tangan nya menggelantung bebas di lengan Gerry. "Ya udah makan dimana?" Tanya Gerry, Gerry menoleh dan menatap wajah Denias. "Dimana aja gw mah, lagian gak laper-laper banget gw!"  balas Denias sembari menenteng shopping Bag berisikan dua ponsel. "Aku yang pilih boleh gak yang?" Tanya Billa, Gerry mengangguk. "Mmm," Billa terlihat mengetuk-ngetuk kepalanya seraya berpikir. "Aku pengen makanan Eropa, Vong Kitchen aja iya... Please!" Rengeknya dengan nada yang sangat manja, Denias terlihat sedikit kesal. karena semenjak Denias ikut tinggal bersama Gerry, tingkah Billa semakin terlihat mengesalkan. "Vong Kitchen?" Tanya Denias, Billa menganggukkan kepalanya. "Kenapa? buat Gerry pasti murah lah beb!"  "Ya udah iya, murah sampai gw bangkrut juga gw bakal mikir nya murah" Tandas Gerry. "Ih kok kamu gitu sih yank?"  "Enggak gw kan cuma becanda!" Ucap Gerry sembari berjalan mendahului Denias maupun Billa, "Ya udah ayok!" Ajaknya sembari memiringkan kepalanya. Gerry pun masuk kedalam kemudi, Denias duduk di belakang dan BIlla lagi-lagi kesal karena Gerry lupa membukakan pintu untuk nya. "Fyuuuuhhhhhh" Denias terlihat menghela nafas, matanya mendelik kesal karena melihat tingkah Billa yang membuatnya gemas. Gerry pun terlihat keluar dan membukakan pintu, "Silahkan Nyonya, " Ucap Gerry, Billa tersenyum dan segera duduk di samping kemudi. Di dalam perjalanan, Gerry memutarkan lagu bertemakan cinta segi empat. entahlah mengapa Gerry seakan ingin memberitahu apa yang telah terjadi diantara Denias dan dirinya, bahkan Denias ikut menyanyikan lagu itu. sesampainya di halaman parkir restauran tersebut, Denias yang akan turun itu dihalangi oleh Gerry. Denias begitu sangat bingung mengapa Gerry sampai menghalanginya, Gerry keluar dari kemudi dan segera membuka pintu mobil depan yang di duduki Billa, Billa tersenyum lalu mengucapkan terimakasih.Setelah itu, Gerry pun membukakan pintu belakang kemudi dan mempersilahkan Denias untuk keluar. Billa terlihat kesal saat Gerry memperlakukan hal itu kepada Denias, "Gak boleh marah, Denias kan perempuan kata kamu....." "Ya udah cepet ah, laper. siapa juga coba yang marah, Lebay!!!!" Ujarnya, Billa pun menggandeng tangan Denias dan berjalan bersama. "Senangnya dalam hati, kala beristri dua...."  "Gw timpuk elu ya Ger, sembarangan aja lu. itu doa tau" Protes Denias di balas ketawa cekikikkan dari Billa, "Apa lagi lu ketawa=ketawa?" Sergah Denias membuat Billa terdiam. "Tuh di Table 24," Ucap Gerry, Meja yang berada di sudut itu membuat mereka dengan leluasa makan sembari bersantai di sana. sesampainya di dekat Meja, "Gw pingin pipis," Keluh Billa, "Elu pesenin makanan kesukaan gw ya Den," Ucap Billa. "Baiklah," Sahut Denias, Billa terlihat berjalan melenggangkan pinggang kecilnya. Gerry menatap wajah Denias, Tangannya nakal dan bergerak bebas di bawah meja. "Lain kali lu jangan pake celana pendek kalau jalan sama gw, gw kan jadinya..." Denias merasa kegelian lalu menyela kalimat yang akan Gerry ucapkan, "Gak usah gatek Ger, ini di luar. Lu mau bini lu nanti meri-meri alias marah-marah, males ah gw!!!" Protes Denias kembali di balas tawa yang cukup keras. "Pengen belai kali," Celetuk Gerry, namun tak lama kemudian seorang petugas restauran datang membawakan menu. Gerry segera memberitahu apapun yang akan dipesan olehnya dan sesaat sesudah memsan, Gerry kembali bersikap nakal. Langkah kaki Billa terlihat dari kejauhan, "Ger," Matanya melotot memberitahu bahwa Billa sudah menuju Table milik mereka. "Ya udah di rumah iya," Ujar Gerry "mmm, Iya" Ucapnya sembari di itingi senyuman. "Udah pesen?" Tanya Billa. "Udah barusan mbaknya baru aja pergi," Sahut Denias. "Kalian kenapa?" Tanya Billa. "Gak kenapa-kenapa, gw mau mukulin si Gerry boleh gak?" Sahut Denias kembali sembari balik bertanya. "Lah emang kenapa si Gerry harus di pukulin?" Tanya Billa polos. "Gerry gatel sama mbak nya" Ucap Denias,  Dalam hati Gerry tertawa, padahal tangannya sedang mencoba meraba milik Denias. Denias terlihat kegelian, "Elu kenapa Den?" Tanya Billa yang terlihat aneh karena sesekali tubuh Denias seakan menggetar. "Gw pengen pipis, tapi males ke belakang Bill" Jawabnya, Billa melambangkan bibirnya berbentuk O. "Udah ah, gw mau ke air dulu" Ucap Denias yang segera beranjak dari duduknya. "Nakal banget sih lu Den, gw belum puas juga!" Ucap Gerry dalam hatinya, kenakalan Denias dan Gerry buka hal yang biasa namun sangatlah luar biasa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN