Sinisnya tingkah Billa

1227 Kata
"Gerry, Awwww" Teriakan hingga desahan kecil Denias membuat Gerry semakin b*******h, "Terus Ger, ah gw suka Ger!" Rintihan Denias itu terdengar sangat menikmati setiap goyangan yang di berikan Gerry. Setelah Gerry merasa puas dengan permainan yang sedang berlangsung bersama sahabatnya itu, Gerry pun mulai merasakan ada sesuatu yang sangat ingin keluar. Ahhh ahhhh... Ia terlihat sangat lega karena sudah mengeluarkan cairan surga nya tepat di atas perut bagian bawah Denias, "Thank's Den!, " Ucapnya sembari mengecup kening Denias, "Sama-sama Ger, " Jawabnya, Denias pun segera mengelap sisa-sisa air kenikmatan yang membasahi perutnya, "Gw capek, gw ngantuk mau bobo ah! " Denias menarik selimut, Gerry pun segera beranjak dan berniat untuk tidur di ruang tamu. Namun, Denias menarik tangannya. "Lu bobo disini iya, di samping gw!, " Ajaknya, Gerry menatap wajah Denias. "Lu gak risih emang? Gw ngorok loh tidurnya." Ujar Gerry. "Enggak," Jawabnya, "iya Ger!!, please! " Denias terlihat sedikit memohon, Gerry mengangguk dan merebahkan dirinya di samping Denias. Denias meminta Gerry untuk melebarkan lengan nya dan meminta Gerry untuk memeluk dirinya saat tidur. Malam pun berlangsung dengan penuh kenikmatan bagi pasangan sahabat ini, mereka melakukannya lagi dan lagi hingga membuat mereka merasa sangat kelelahan. Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, Denias dan Gerry sama sekali belum terbangun dari tidurnya. Bel berdengung dengan sangat kencang, tetapi mereka sama sekali tak mendengar karena pulas nya tidur mereka ini. Apalagi Denias sama sekali tak mau jika Gerry melepaskan pelukan untuknya. Ponsel dan Bel itu berbunyi berbarengan, "Ger!, " Suara billa pun terdengar sangat kencang. "Kemana iya mereka? " Tanya Billa. Tak lama kemudian Oge datang, "Udah dari kapan bil? " Tanya Oge karena melihat raut wajah billa yang sangat kesal. "Udah dari jam 8 gw Ge, mereka tidur pules kayanya! " Ujar Billa. "Ya kayanya, tar gw telponin si Denias. Soalnya Denias itu paling gak bisa kalau denger suara Handphone!, " Ucap Oge sembari mencoba menghubungi Denias. "Panggilan berakhir!, " Ledek Billa. "Iya betul!, kemana iya mereka? " Tanya Oge. "Ya udah kita tunggu aja Ge." Ucap Billa, Oge menaikan alisnya ke atas tanda menyetujui ajakan Billa. Setelah satu jam menunggu, Billa dan Oge tak hentinya memencet bel berulang. Denias pun terlihat menyadari kedatangan seseorang, Denias segera membangunkan Gerry. "Gerr, Bangun. Ada orang tuh yang pencet bel berulang, " Ucap Denias, Gerry segera beranjak dari tidurnya. "Itu bokap gw? " Tanya Gerry, "eh gak mungkin!, dia kayaknya udah ke menuju bandung pagi tadi." Gerry maupun Denias terlihat berpikir, "Billa"... " Oge"... Gerry memanggil Billa, Denias memanggil nama Oge. Mereka berteriak bersama-sama, lalu merasa panik bersama-sama. Tingkah mereka benar-benar terlihat sangat lucu, "Ger lu pakai itu!, " Titah Denias karena melihat Gerry tanpa busana. "Oups, iya lupa." Gerry segera memakai celana, Gerry pun melihat Denias yang terlihat santai beranjak dari ranjang tanpa membereskan kasur yang terlihat berantakan dan penuh tisu. "Ya Tuhan, mau kemana? " Tanya Gerry. "Mau ke depan, buka pintu! " Jawaban polos di balas tawa yang cukup keras dari Gerry. "Terus harus gw yang beresin itu? " Tunjuk Gerry sembari menatap Denias. "Ya udah gw beresin, lu buka pintu sana! ' "Ya Tuhan" Sembari menepuk jidatnya, "lu beresin dulu!!, setelah itu gw jalan keluar, " Ucap Gerry. "Ya udah, " Denias pun segera membereskan kamar nya yang terlihat sangat berantakan, Gerry berjalan menuju pintu dan segera membuka pintu itu Saat pintu tersebut di buka olehnya, Gerry melihat Billa dan Oge yang menatapnya dengan tatapan penuh kesal. "Kenapa? " Tanya Gerry, Billa masuk begitupun dengan Oge. "Rapih bener?" Tanya Oge, "Denias dimana? " Tambahnya. "Di kamar lagi beresin kamar!, " Saat Gerry menjawab pertanyaan Oge, Billa terlihat menatap sarkas. "Kenapa sih? Kamu tadi tatap aku aneh!, " "Kamu semalem tidur dimana? " Tanya Billa. "Di sini" Gerry menunjuk sofa bed yang sangat tertata dengan rapi. "Beneran? " Tanya Billa. "Iya, " Jawab nya. "Oh!, " "Oh? Gak usah praduga tak bersalah deh. Jelas-jelas gw tidur disini neng! " Ucap Gerry!. "Ya udah iya percaya, " "Hay, " Denias menyapa mereka, wajahnya sangat pucat sekali. Oge melihat ada yang aneh di dalam diri Denias, bagi Oge Denias terlihat sangat bahagia. "Ger, gw mandi duluan iya." Celetuk Denias. "Emangnya suka barengan? " Tanya Billa, Denias tertawa, "enggak, maksud gw. Gw yang mandi duluan, si Gerry kan seneng nyerobot waktu gw!" Celetuk Denias di balas senyuman sinis Billa. "Gw bingung, kenapa sih tingkah Denias kok sebahagia itu!, " Ucapnya dalam hati, Billa merasa aneh karena melihat tingkah Denias. "Sayang, boleh gak ikut rebahan dulu? " Tanya Billa, "Soalnya aku sama Oge nunggu kalian buka pintu itu lama banget!, " Tambahnya. "Iya Boleh, aku mau bikin sarapan dulu iya" Sahut Gerry, "Ge, mau sarapan sama apa? " Tanya Gerry. "Apa aja Ger, " Jawab Oge singkat, lagi dan lagi Oge merasa hilang selera karena melihat sikap centil yang di tunjukan Denias. Oge selalu cemburu jika Denias terlihat nyaman dengan Gerry. Billa merebahkan dirinya di atas ranjang yang kini selalu ditempati oleh Denias, ia menatap sekeliling kamar Gerry. Melihat barang-barang Denias yang kemarin di beli oleh nya bersama Gerry, sudah tertata dengan cukup rapih. bahkan ia juga melihat beberapa pakaian kotor Denias dan Gerry di simpan dalam satu wadah. Selesai mandi, Denias pun datang menghampiri Billa yang berada di dalam kamar. Denias terlihat sangat sexy saat memakai handuk yang membaluti tubuh indahnya, "Billa, lu mau bantuin gw gak? " Tanya Denias. "Apaan? " Sahut Billa. "Tolong olesin krim ini!, " Pinta Denias. "Di punggung?" Tanya Billa. "Iya, " Billa pun beranjak dan segera memoleskan krim pada punggung Denias, Ia melihat kemulusan Denias. Terkadang rasa syirik itu datang, Denias memang sangat cantik. Apalagi Denias sangat terlihat sexy, tubuhnya nyaris sempurna. "Denias, " Billa memanggil Denias dengan nada yang sangat pelan. "Kenapa bil? " Tanya Denias. "Kamu gak risih tinggal serumah sama lelaki yang bukan muhrimnya kamu? " Pertanyaan Billa terdengar sangat hati-hati. "Mm, risih? Iya risih ada. Tapi mau gimana? Aku gak mungkin kan tinggal di rumah kamu atau di rumah Oge, lagian cuma Gerry yang aku rasa mau terima aku! " Ucap nya. "Kalau masalah malu atau enggak, iya malu lah! " Tambahnya. "Maaf iya den, kalau pertanyaan aku ngebuat kamu tersinggung kaya gini! " "Eh gak apa-apa lagian Bill, kamu juga pasti ngerasa gak enak kan ninggalin kita? " Tanya Denias balik. "Mm, iya wajar gak sih? " Tanya Billa. "Iya wajar aja lah, eh iya aku pake baju yang mana iya? " Billa merasa jika Denias sedang mengalihkan topik pembicaraan mereka, "Emang mau kemana Den? Mau pergi sama Oge? " Tanya Billa. "Gerry kan mah ajak kita keluar? " Ucap Denias. "Kita? " Tanya Billa dari dalam hati, "Mm, Gerry mau ajak Denias juga? " Tanya nya kembali dalam hati. "Mm, yang ini aja ya. Tapi celananya kependekan gak sih? " Tanya Denias kembali. "Enggak, gw keluar dulu ya Den. " Billa pun keluar dan menghampiri Gerry yang ternyata masih sibuk di dalam dapur. "Kamu mau ajak Denias? " Tanya Billa. "Iya, dia kan gak ada ponsel juga lagian." Jawab Gerry. "Kamu mau beliin Denias juga ponsel? " Tanya Billa. "Iya, kenapa? " Tanya Gerry. "Kenapa mesti kamu sih? " Protes Billa sembari mengerucutkan bibirnya. "Loh kok protes sih, aku gak enak aja. Tiap mau kabarin Oge kan pinjem ponsel aku, lagian Denias juga pasti gak mau yang mahal-mahal kaya kamu kok ponselnya" Ucap Gerry. "Ya udah Terserah! " Ucap Billa, Billa pun duduk di samping Oge. Denias keluar dari dalam kamar, ia terlihat sangat cuek terhadap Oge.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN