"Mas, aku lagi haid. Ini hari pertama." Segera Mas Danu menoleh, wajahnya menunjukkan keseriusan. "Lagi bad mood, Baby? Mau makan apa? Nanti Mas belikan." "Enggak mau apa-apa, cuma mau tiduran aja. Perutku sakit." Langsung aku rebahan di sofa panjang tepat di samping Mas Danu, memeluk perut sembari meringis menahan nyeri. Sungguh rasa sakitnya seperti dikali tiga, lebih sakit dari haid yang biasa. "Kok aku mau nangis ya, Mas? Apa karena aku ngelewatin satu siklus? Aku baru inget kalau bulan lalu nggak haid." Dia meletakkan tab di atas meja, mendekat kemudian mengusap-usap perutku. "Sebentar, Mas cari tahu cara mengurangi nyeri haid." Baru satu detik Mas Danu menoleh untuk mengambil ponsel, aku terisak lirih karena nggak bisa menahan lagi. Keringat dingin mengucur di pelipis, pandangan