BAB 72 – Pengantin Danu

1668 Kata

"Saya terima nikah dan kawinnya Azkia Paradista binti Arman Hermawan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" "Bagaimana para saksi? Sah, ya?" "Sah ..." Setelah hamdalah serentak diucapkan, aku menerima tisu yang disodorkan oleh Bunda. Beliau memberi isyarat untuk menghapus lelehan air mata di pipi–yang demi apa pun jatuhnya nggak kusadari sama sekali, karena saking terbius sekaligus terkesimanya mendengar Mas Danu mengucapkan qobul dengan fasih dan lantang dalam satu tarikan napas. Rasanya sungguh tak terdefinisikan. Aku seperti dinikahi untuk pertama kali. Euforianya benar-benar luar biasa. Semacam sudah melepaskan beban berat di pundak, karena semua berjalan seperti yang diharapkan. Puji syukur sejauh ini nggak ada halangan yang berarti. Aku dan Mas Danu berhasil melewati kerikil-k

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN