BAB 70 – Danuaji; Seharian Bersama Azkia

1838 Kata

"Aku lapar," ujar Azkia begitu menduduki jok penumpang. Wajahnya kusut, bahkan terkesan melampiaskan kesal saat memasang sabuk pengaman. "Nanti mampir di kedai mie ayam setelah pertigaan depan. Kalau nyari yang jual nasi kelamaan. Udah perih banget lambungku, Mas. Tadi nggak sempat sarapan, cuma makan sebungkus beng-beng sama teh anget di dalam." "Kenapa bisa? Sebelumnya aku sudah bilang, sesibuk-sibuknya penelitian, mengerjakan skripsi, bimbingan, dan revisi, kau tidak boleh melewatkan makan, Azkia." "Aku ingat, kok. Cuma hari ini enggak kesempat. Dosen duanya nyebelin banget. Katanya bimbingan besok, lalu sepagian tadi tiba-tiba ngabarin kalau besok nggak bisa. Beliau minta dimajuin jadwalnya ke hari ini, tapi Mas tau nggak bagian yang paling bikin aku pengin nyakar-nyakar dinding? Uda

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN