"Evan nggak salah!" teriakku lantang, bersamaan dengan berusaha menahan lengan Mas Danu yang akan melayangkan pukulan. "Apa sih yang Mas pikirin? Noda putih itu es krim. Saya nggak sengaja menumpahkannya ke celana Evan. Yang kalian lihat itu bukan seperti yang kalian pikirkan. Saya ingin membantu menyeka dengan tisu, tapi rupanya kalian datang di saat yang tepat. Tepat untuk salah paham. Tolong percaya, dan tolong jangan gegabah. Harusnya Mas dengarkan dulu penjelasan saya, jangan langsung main tangan."
"Iya, A, tolong bersabar. Lilis tahu Aa nggak suka calon keponakannya diapa-apain, tapi kita nggak boleh emosi dulu karena nggak melihat kejadian sebenarnya seperti apa. Dengarkan cerita Neng sambil tarik napas dalam-dalam, embuskan perlahan. Lilis percaya, Aa cinta damai. Jangan main hak
