BAB 18 – Suasana Hati Azkia

2041 Kata

Setelah membeli sayur dan buah dari supermarket bawah, aku kembali menelusuri loby kemudian menaiki lift bersama beberapa orang. Seperti biasa, hanya saling menyunggingkan senyum tanpa ada bumbu basa-basi. Seolah membuka mulut untuk saling memperkenalkan diri adalah hal yang paling membuang waktu. Aku sendiri enggan memulai karena takut nggak bersambut. Hal itu jelas mempermalukan diri sendiri. Lagipula senyum lebih bagus daripada nggak sama sekali. Beberapa menit di dalam kotak besi, akhirnya satu per satu tiba di lantai tujuan, termasuk aku. Bertepatan dengan terbukanya pintu, aku mendapati Kak Gian berdiri tepat di depan apartemen kami. Menekan beberapa angka, kemudian menarik handle saat sudah terbuka. Tapi sebelum dia benar-benar masuk, aku memanggil pelan, "Kak, tunggu!" Lalu kuper

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN