BAB 24 – Seperti Hiu dan Buaya

1994 Kata

Di saat aku kepikiran seharian tentang apa alasan Kak Gian melakukannya, dia justru nggak merasa bersalah sama sekali, berekspresi seolah nggak terjadi apa-apa. Hal tersebut membuatku marah, namun nggak bisa menyalurkan padanya. Itulah yang jadi penyebab aku sedikit mengabaikan orang sekitar, bahkan cenderung ketus saat menanggapi Mama Rima. Bukan karena melampiaskan pada beliau, hanya saja kesal mengingat Kak Gian yang selalu minta izin saat memegangku, tiba-tiba jadi seperti ini. Seakan mengambil kesempatan dalam kesempitan, memanfaatkan ketidakberdayaanku. Hingga menjelang sore, kesal itu tak kunjung reda jua. Aku yang sedang melamun di dekat jendela kamar, mendadak berpikir ingin pulang karena nggak enak kalau terus-terusan melampiaskan pada mereka yang nggak ada hubungannya sama sek

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN