150

2346 Kata

“Nelfon siapa?” tanya June yang datang dengan dua gelas kopi di tangannya pada Shakka. “Wyne. Gue mau mastiin dia udah sampai mana dan ga kenapa-kenap-” June buru-buru meletakkan kopinya kemudian menoyol kepala Shakka setelah terlebih dahulu mematikan telfon yang untungnya belum tersambung itu. Cuma June saja tentunya yang bisa melakukan hal tersebut tanpa Shakka yang merasa tersinggung apa lagi berniat untuk membalas. “Bucin lo bisa ga disembunyiin dulu? Lo mau Wyne ngakuin perasaannya atau engga?” “Masa gue harus nahan diri demi keselamatan bini gue?” “Oh iya, ya.. bini lo, ‘kan, yang langsung selamat dunia akhirat kalau lo telfonin,” cibir June. Wyne lama pasti karena adiknya itu singgah dulu. Kalau tidak di rumah Icin pasti lah dia singgahnya di rumah Isil. Cewek, lebih-lebih lagi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN