28

1253 Kata
“Lo bilang, waktu tau Line adalah Wyne, amarah lo reda. Tapi yang gue lihat justru sebaliknya,” ucap Arif yang iba melihat setiap hari Wyne Amelia dikerjai oleh Shakka dan Galih. Oke, sejak awal Arif memang pembuat onar tapi ia tidak mencari gara-gara dengan anak perempuan. “Gue bilang reda, bukan hilang,” Shakka menopang pipi sebelah kanannya dengan kepalan tangan kanan sambil memikirkan Wyne. Anak perempuan satu itu tiba-tiba saja membuat hidupnya menjadi sangat tidak menyenangkan bahkan saat Shakka berada di rumahnya sendiri. Shakka kadang berharap tidak usah ada yang namanya sarapan dan makan malam bersama di rumahnya saking ia malu untuk menghadapi kedua orang tuanya. Ia memang sudah menjelaskan pada Papa dan Mama bahwa apa pun yang ada di dalam buku itu tidak ada yang benar. Shakka tidak pacaran apalagi menyukai Bella. Belladiva Wicaksono adalah manusia kedua yang Shakka benci setelah Papanya sendiri. Cewek sok cantik itu bersikap seolah-olah Shakka adalah miliknya. Dia bahkan merisak semua perempuan yang berjalan di dekat Shakka padahal mereka memang hanya berjalan saja tanpa niat apapun. “Shakka!!!” Tidak ada orang lain yang akan memperlakukannya seperti lelucon selain Shakka. Wyne tidak perlu mencurigai orang lain karena seantero Bina Bangsa sudah mengetahui bahwa dirinya adalah mainan officialnya Shakka. Beginilah nasib Wyne Amelia sejak bukunya menjadi buku paling dicari di luar sana. Uang terus mengalir ke dalam rekening tapi apa gunanya jika ia menjadi santapan lezat Shakka Orlando Padmaja setiap hari? Shakka menggigit bibir bawahnya kemudian tertawa seperti orang bodoh melihat Wyne yang kuyup. Shakka dan Galih memang meletakkan ember berisi air di atas pintu, tapi salahnya Wyne dong yang mendorong pintu tersebut. Kalau Wyne tidak melakukannya maka air itu akan tetap berada di tempatnya. Melompat turun dari meja kantin yang ia duduki, Shakka mendekati Wyne kemudian memberikan handuk yang sudah ia siapkan sejak awal. Ini handuk yang selalu ia pakai setelah berenang asal kalian tau. “Kapan sih lo bisa lolos dari jebakan gue?” kekeh Shakka melilitkan handuk itu pada Wyne. “Kali ini aja gue baek soalnya dalaman lo jadi keliatan banget.” Setelah mengucapkan kalimat itu Shakka menepuk pelan kepala Wyne dan berlalu. Berikutnya Galih dan yang lain mengikuti. Sedang dari arah yang berlawanan, Eswe dan Keysha mendekati satu-satunya siswi yang mampu membuat Shakka tertawa setiap hari. Tentu saja setelah cowok itu berhasil mengerjainya. “Wyn.. kamu minta maaf ya sama, Shakka. Sampai kapan kamu mau dikerjain?” tanya Keysha. Ia tidak pernah menikmati apapun yang Shakka lakukan pada Wyne. Tidak seperti yang Eswe pikirkan. Saat ia memutuskan untuk pulang karena Papa sudah mengizinkannya melakukan apapun yang Keysha sukai, gadis itu kaget bukan main bahwa kembarannya disukai oleh banyak siswi. Salah satunya adalah Eswe ini. Key sudah hendak menyapa mereka tapi respon Eswe terhadapnya sama sekali tidak ramah. Ditambah lagi Shakka melarangnya berteman dengan mereka, jadilah Keysha tidak punya teman populer di sekolah ini. “Lo jangan dekat-dekat gue, bisa?” tanya Wyne  ketus. Antara ia yang akan semakin dikucilkan Eswe atau justru Keysha yang akan kembali mendapat masalah dengan teman-teman satu gengnya Wyne itu. Jadi tahun lalu saat Keysha pertama kali menjadi siswi pindahan ke sekolah mereka dan selalu bergelayut di lengan Shakka, Eswe berpikir dia adalah pacarnya Shakka. Dan hampir dilabrak karena itu. Mengenai pengetahuan tentang Shakka, Wyne memang yang paling unggul. Ia adalah orang pertama yang mengetahui bahwa Keysha adalah kembarannya Shakka. Selain nama belakangnya yang juga Padmaja, Wyne bahkan membuntuti keduanya saat pulang sekolah. Jadi sebelum Eswe mengeksekusi Keysha, Wyne memberitahu mereka terlebih dahulu. Sekarang saat hubungannya dengan Eswe belum baik dan ditambah Keysha yang peduli padanya, tentu saja hal ini hanya akan mempersulit Wyne. Ia tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan Keysha. Tidak teman, tidak musuh bahkan sekedar kenalan saja ia tidak mau. “Wyn.. lo yakin mau ke arah sana?” tanya Unna pada Wyne yang berhanduk ria di dalam kantin. Tidak perlu dijelaskan karena Unna dan yang lainnya pun melihat kejadian beberapa menit yang lalu. “Iya, kenapa? Sekarang lo peduli?” tanya Wyne yang tidak bisa menahan diri untuk berbicara ketus. “Disana tempat lo janjian sama Shakka?” tanya Unna lagi. Gini ya, di mata Unna kejadian barusan tidak terlihat seperti pembullian sepenuhnya. Kalau iya Shakka membenci Wyne karena buku itu, kenapa dia malah melilitkan handuk ke tubuh Wyne yang kuyup? Lebih masuk akal bahwa sebenarnya, seperti yang Bella katakan, bahwa Wyne punya hubungan khusus dengan Shakka. Bagaimana tidak disebut hubungan khusus kalau Shakka hanya tertawa lepas saat ada Wyne disekitarnya? Hal itu juga menjelaskan kenapa barusan ia bicara dengan kembarannya cowok itu. Tanpa sepatah kata pun, Wyne segera berbalik dan berjalan ke arah yang berlawanan dengan yang Shakka ambil. Jujur saja, ia tidak terlalu memperhatikan kemana Shakkampret pergi karena terlalu syok dengan air berikut ember yang mengenai kepalanya. Annabelle mungkin memang boneka yang menyeramkan tapi kombinasi Unnabell yaitu Unna, Bella dan Lisa bagi Wyne justru lebih menyeramkan dari boneka tersebut bagi Wyne. Sepuluh cewek lainnya mulai percaya dengan yang Wyne katakan tapi tiga orang paling keras kepala ini adalah yang paling susah. Sehingganya sepuluh orang lainnya lebih mengikuti apa kata Unnabell. Padahal hampir setiap hari Wyne dan Shakka saling membalas dendam, kapan mereka akan percaya pada Wyne? Apa Wyne harus sampai berdarah-darah dulu? “Wyn..” “Apa lagi, Bell?” “Nilai lo turun.” “Oh iya. Gimana nilai gue ga turun kalo setiap hari gue sibuk sama Shakka- maksud gue,” ucap Wyne segera meralat ucapannya. Bisa gawat kalau Eswe berpikir ia benar-benar sibuk dengan Shakka setiap harinya tanpa sepengetahuan mereka. “Maksud gue adalah gimana nilai gue ga turun kalau setiap hari gue dikerjain sama Shakka?” Sebagai seorang Eswe, Wyne dan yang lainnya harus menjaga penampilan mereka untuk selalu cantik setiap harinya. Namun yang tidak kalah penting adalah nilai rapor. Kalian tidak perlu berkomentar karena Wyne sendiri yang akan menyebutkan betapa konyolnya geng ini. Sejak tahun lalu bergabung dengan Eswe, Bella dan yang lainnya bahkan sudah seperti orang tuanya sendiri. Kalau biasanya Wyne yang nyinyir dengan nilai-nilai June, sekarang justru Eswe lah yang menyinyiri nilai Wyne. Karena keanggotaan mereka dinilai dari hasil UTS dan hasil UAS. Cantik saja tidak cukup. Shakka adalah rajanya Bina Bangsa dalam hal akademik dan Bella membuat Eswe juga harus memiliki otak yang patut dibanggakan. Pertanyaan yang mungkin muncul adalah kenapa mereka masih mempertahankan Wyne saat percaya pada gadis itu saja susah? Karena begini teman-teman, Eswe adalah satu-satunya yang berhak menyukai Shakka di Bina Bangsa. Hanya Eswe yang boleh menunjukkan rasa sukanya terang-terangan. Kalau Wyne ditendang dari Eswe dan ketahuan bahwa ia dan Shakka memang punya hubungan lebih, di mana Eswe harus menaruh muka mereka? Wyne membawa dirinya ke toilet perempuan. Di sana, tepat di depan wastafel tempat ia menceritakan adegan manis Shakka dan Bella, sang penulis justru melemparkan handuk pemberian Shakka kemudian menginjak-injaknya. Bentuk Wyne benar-benar kacau, pantas saja tawa Shakka begitu ringan tadi di kantin. “Lo tunggu pembalasan gue,” ucapnya dengan gemertuk gigi. Wyne menatap bayangannya di dalam cermin seolah itu adalah Shakka Orlando Padmaja. Sedang di balik pilar Bina Bangsa, Keysha sedang mengadu kepada Arif. Bahwa Wyne begitu menjengkelkan dengan keras kepalanya itu. Arif juga mengatakan hal yang sama pada Keysha bahwa Shakka menolak berhenti. “Kembaran kamu benar-benar menikmati ekspresi yang Wyne munculkan saat cewek itu dikerjai,” ucap Arif pada Keysha. “Dia mengaku menikmati ekspresi Wyne?? Rif, Abang aku ga akan berubah jadi preman, ‘kan?” tanya Keysha takut. Mana Wyne juga tidak akan mau berhenti sebelum ia membalas Shakka. Di depan Keysha, Arif juga sedang menikmati ekspresi lucu yang kembaran temannya itu buat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN