27

1378 Kata
Wyne sedang mengikat tali sepatunya ketika sesuatu seperti seseorang terasa menimpanya. Seolah Wyne yang sedang berjongkok di lapangan upacara demi membetulkan tali sepatunya itu adalah batu yang dapat membuat seseorang bisa tersungkur saja. Satu hal yang langsung terpikir oleh gadis cantik itu adalah bahwa pembullian telah dimulai. Semalam ia dan June sudah berunding mengenai sekolah dan cara menghadapi orang-orang yang sedikit banyaknya pasti akan membenci Wyne karena apa yang ia tulis. Syialan memang. Kenapa dia tidak memakai nama yang lain saja ya waktu itu? Ya Wyne juga, ‘kan, tidak tau bahwa bukunya akan meledak seperti ini. Namun saat menoleh ke belakang ia menemukan Shakka Orlando Padmaja yang kemaren datang ke Animedia untuk meminta tanda tangannya. “Ups, sorry Wyne.” Tapi Wyne tidak melihat raut bersalah sedikit pun di wajah cowok paling berantakan di Bina Bangsa itu. Baju tidak dimasukkan ke dalam celana, rambut panjang karena sudah menyentuh daun telinga, dan apa-apaan itu? Shakka mempertontonkan dadanya pada semua orang dengan tidak mengancingkan dua kancing teratas seragamnya. Satu kata soal penampilan cowok itu adalah, kacau. Oke, dia memang tampak tampan. Jujur saja, Shakka akan selalu tampan dalam keadaan apapun tapi setelah cowok itu mendatanginya dan memaksa ini itu, Wyne mulai menyadari bahwa Shakka tidak terlalu tampan. Ia hanya terlalu berlebihan dalam menyanjung karakter yang diciptakannya. Stupidd me! Gumam Wyne pada dirinya sendiri. Memastikan simpul tali sepatunya sekali lagi, anak gedung Utara itu bangkit dan melayangkan tatapan datar pada Shakka. Pada anak cowok yang memangku tangan di d**a kemudian menatapnya dengan senyum terlampau lebar. Wyne tidak perlu diberitahu bahwa sebetulnya Shakka sangat ingin mencabok-cabiknya saat ini. Genderang perang sudah dikumandangkan antara keduanya. “Wyne!” Shakka melirik ke arah belakang dan menemukan Belladiva Wicaksono yang tentu saja sudah menerima foto kemaren bahkan juga paketan buku yang dikirim ke alamatnya. Bella pasti senang dengan hadiah Shakka. “Bella..” ucap Shakka sambil berjalan mendekat sampai ia berdiri bersisian dengan Wyne kemudian merangkul bahu penulis favoritnya Bella. “Gimana kejutannya?” Tidak kah ini terlalu jelas? Maksudnya adalah tujuan Shakka. Silahkan bandingkan cara bicara Shakka hari itu di kolam renang dan pagi ini. Wyne menyingkirkan lengan Shakka di sepanjang pundaknya. Ia tidak bisa mengucapkan apapun pada Bella sebagai pembelaan karena jika ia terlihat panik, Shakka akan merasa menang. “Lo ngapain si?” tanya Wyne saat Shakka kembali mengalungkan lengannya di sekeliling leher gadis itu. Seperti ingin menunjukkan sesuatu pada Bella. Sedang Bella yang melihat kedekatan Wyne dan Shakka langsung berjalan menghentak-hentak, meninggalkan keduanya dengan sebuah ancaman. “Kka..” panggil Keysha yang kerepotan membawa bawaannya. Shakka segera menjauhkan diri dari Wyne dan membantu sang kembaran sedangkan Wyne hanya bisa geleng-geleng kepala melihat cewek itu. Sejak tahun lalu Keysha Anindya Padmaja adalah anak baru yang paling sering dibicarakan oleh warga Bina Bangsa. Pertama karena ia sudah terlalu sering trending nomor satu youtube, kedua karena dia terlalu sering bersama penyanyi-penyanyi yang namanya besar melalui youtube seperti Connor Maynard, Alex Aiono, Joseph Vincent dan lain-lain, dan ketiga yang hanya anak-anak Eswe saja yang tau yaitu bahwa dia adalah pacarnya Shakka. Oke untuk yang terakhir, itu murni kesalahan Bella yang cemburu buta. “Kembaran lo jelas orang paling d***u di Bina Bangsa. Lo setuju, Shakka?” Wyne menatap punggung cowok itu dan begitu Shakka berbalik, ia menyeringai. “Apa lo bilang?” Shakka persis seperti elang yang siap menerkam mangsanya ketika kembali mendekati Wyne Amelia. Kalau Shakka pikir hanya dia saja yang bisa membuat Wyne kesal maka cowok itu jelas meremehkan pengetahuan yang Wyne Amelia miliki. Nyaris  setahun June menyelidiki Shakka untuknya dan satu tahun penuh setelahnya Wyne lah yang memata-matai Shakka Orlando Padmaja. “Elo ga sesempurna Shakka-nya gue, apa semua orang harus tau ini?” tanya Wyne sebelum berjinjit dan membisikkan sesuatu pada cowok itu. Sesuatu yang kemudian akan membuatnya terikat seumur hidup pada Shakka Orlando Padmaja. Merasa serangan baliknya menang telak, Wyne segera meninggalkan lapangan upacara dan memasuki gedung Utara. Untuk saat ini fakta bahwa ia adalah anak Utara sedikit banyak membantunya karena Shakka adalah anak Selatan. Istirahat nanti ia akan menemui Bella dan Eswe meski rasanya mungkin seperti memasuki mulut singa. Mulut singa, bukan kandang singa. >>>  Kalau Wyne akan mendapat pembullian maka ia akan mendapatkannya dari gengnya sendiri. Namun bukan berarti Wyne percaya diri bahwa ia tidak akan mendapat perlakuan buruk dari luar Eswe. Hanya saja, jika risakan yang anak luar eswe berikan padanya lebih kejam, tentu saja nama Bella dan yang lainnya akan tercoreng. Eswe adalah organisasi tidak formal juga tidak berfaedah paling tinggi yang ada di Bina Bangsa sepanjang sekolah itu berdiri. Eswe (SW), singkatan dari Shakka’s Wifey yang beranggotakan: Belladiva Wicaksono; Ramanda Putri; Cyntia Zahrah; Sasikirana Arundati; Adista Indira; Aline Handoko; Dahayu Kalisa; Unna Emery Wilda; Quincy Maharani; Talita Heidi; Nadhifa Myesha; Viola Ramanda; Safira Tzilla Cemani; dan Wyne Amelia. Semua orang yang memiliki kualifikasi kemampuan kognitif yang telah teruji, kemampuan merisak yang paling paten dan tentu saja kemampuan memuja Shakka Orlando Padmaja tiada duanya ada disana. Namun yang menguntungkan disini adalah fakta bahwa Wyne adalah anggota tetap. Wyne memasuki kelasnya Adis yang masih berada di gedung Selatan setelah membuang segala kecemasannya dalam bentuk air seni. Sumpah, menghadapi Eswe terasa seperti menghadapi penghakiman akhir semester dimana kamu dinyatakan naik kelas atau justru harus mengulang lagi selama satu tahun penuh. Apalagi sebelum ini ia terus mendapat pandangan tidak sedap dari warga Bina Bangsa. Ingin Wyne berteriak pada mereka seperti, “Orang lain berbondong-bondong minta tanda tangan gue, asal kalian tau,.” “Gais, gue bisa jelasin.” Dari empat belas orang anggota Eswe yang punya tiket untuk menyukai Shakka paling banyak adalah Bella. Kemudian Bella dengan murah hati mengizinkan tiga belas orang saja untuk menyukai Shakka dengan bebas. Sebelum Eswe terbentuk, semua orang yang menunjukkan gejala jatuh cinta dan berani membuat gerakan untuk menunjukkan perasaannya pada Shakka akan dihabisi oleh Bella. Konyol memang dan Wyne adalah yang paling konyol karena bergabung dengan orang-orang konyol ini. Lupakan kekonyolan ini, lihat poin yang menguntungkan Wyne disini. Ia memasangkan Shakka dengan Bella. Bukan dengan dirinya sendiri. Tidak kah semua orang melihat betapa Wyne dengan setia mendukung Bella agar bisa bersama Shakka? Tapi Unna dan Lisa langsung berkata dengan ketus bahwa Wyne yang memihak Bella adalah sesuatu yang sangat tidak adil. Ups, Wyne lupa ada dua orang fanatik lainnya yang begitu menyukai Shakka. Syialan, tapi lo harus tetap berada di geng ini, Wyn. Ga bisa mundur lagi atau badan lo hancur. Umpat Wyne membatin. “Gue bisa aja bikinin tiap-tiap kalian buku. Lo mau gue nulis lo nikah sama Shakka?” tunjuk Wyne pada Unna. “Gampang,” tambahnya. “Lo mau gue nulis lo sama Shakka dijodohin tapi Shakka nya udah punya pacar. Mau ga mau dia harus nikah sama lo dengan tidak meninggalkan pacarnya sama sekali. Lo mungkin akan jadi cewek paling menyedihkan karena suaminya lebih memilih cewek lain tapi dalam puluhan bab setelahnya gue bisa membuat Shakka merangkak di bawah kaki, lo, Lisa,” ucap Wyne pada Lisa dengan percaya diri. Tapi saat senyum lebar terkembang di wajahnya Lisa, ia langsung berujar, “Sayangnya gue udah ga bisa menuangkan imajinasi atau Shakka pasti bakal bunuh gue.” “Jangan percaya dia. Pagi ini Wyne rangkul-rangkulan sama Shakka di lapangan upacara.” Bella juga mengingatkan semua orang dengan foto yang Shakka kirimkan juga tulisan tangan Wyne yang jelas mencibirnya. Wyne menghabiskan seluruh waktu istirahat hanya untuk meyakinkan semua orang tapi ia tidak mendapatkan hasil yang memuaskan bahkan sampai bell kembali berbunyi. Adik satu-satunya Arjuna Madhava itu kembali ke kelasnya dengan niat untuk menemui tiga belas orang ini lagi besok. Dalam hati ia tersenyum, setidaknya hari ini ia tidak mendapat risakan apapun dari Eswe. Sial bagi Wyne karena detik setelah ia berpikir demikian, tubuhnya tersungkur dan akhirnya mendarat di atas ubin. “Lo hati-hati dong, Gal, kalau mau jalan,” ucap Shakka pada Galih yang barusan merentangkan kakinya ketika Wyne mendekat pada mereka. “Penulis m***m kita jadi kotor nih bajunya,” sambungnya kemudian menunduk, mengulurkan tangannya pada Wyne namun niat baiknya ditolak begitu saja. Seperti pagi tadi, tangan Shakka kembali ditepis. Untuk ukuran seseorang yang terlalu menyanjung Shakka dalam tulisannya sendiri, bagaimana bisa Wyne membencinya? “Ya sudah kalau ga mau di bantu,” Shakka menegakkan kembali punggungnya kemudian memasang headphone pada kedua telinga dan berjalan meninggalkan Wyne dan orang-orang yang melihat mereka dengan rasa ingin tahu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN