Sejak hari itu di lapangan upacara, Shakka banyak merenung. Memikirkan sesuatu yang Wyne bisikkan padanya. Apa yang Wyne bisikkan membuat Shakka ketakutan karena dia sendiri tidak bisa menampik kenyataan bahwa semua itu benar. Bagaimana respon Mama dan bahkan Keysha saat mereka mendengar fakta itu nantinya? Shakka tidak sanggup melihat raut kecewa di mata dua orang yang paling ia sayangi tersebut, Akhirnya setelah semalaman berpikir, Shakka memutuskan untuk mengambil tindakan pencegahan. Menurutnya tindakan pencegahan yang dilakukan terlalu dini akan membuahkan hasil yang baik. Itulah kenapa ia tidak pernah melepaskan Wyne Amelia.
“Sudah?” tanya Shakka pada kembarannya yang sedang meraba laci untuk yang kedua kalinya padahal semua siswa dan siswi Bina Bangsa sudah pulang.
“Udah sih, yuk.” Keysha mendekati kembarannya dengan setengah berlari kemudian melilitkan lengannya sendiri pada Shakka. Kalau tidak nanti ia jatuh dan Shakka akan mengomel.
Sepasang anak kembar itu menuruni tangga zig zag gedung Utara Bina Bangsa dengan Keysha yang berceloteh mengenai apa saja yang sudah ia alami hari ini juga rencananya besok dan lusa. Selama dua hari Keysha memang akan izin sekolah karena ia kedatangan teman-teman youtubenya dari luar negeri. Collab katanya, Shakka tidak terlalu mengerti tapi yang pasti sekarang Key bisa melakukan apa pun yang gadis itu inginkan karena Papa tidak akan melarangnya lagi.
Shakka tersenyum lemah mendengarkan semua rencana Keysha bersama teman-temannya besok dan ketika mereka berada di lantai dua Gedung Utara, keduanya berpapasan dengan Wyne yang juga akan pulang. Gadis yang beberapa jam yang lalu disiram dengan air oleh Shakka itu tidak lagi mengenakan seragamnya melainkan pakaian olahraga.
“Wyne-” Keysha tidak mendapat respon baik dari Wyne karena gadis itu segera berbalik dan berjalan cepat. “Kka, kamu udahan ya, cari masalah sama Wyne.”
“Dia yang cari masalah sama aku.” Shakka mengingatkan kembarannya bagaimana Wyne mengkopi beberapa lembar bagian dari bukunya kemudian menempelnya di mading. Untung saja tidak ada guru yang sampai tau karena Shakka bergerak cepat. Shakka pernah menjadikan genre tulisan Wyne untuk menyerang cewek itu tapi tidak mempan sama sekali. Menulis adegan dewasa tampaknya bukan sesuatu yang memalukan bagi Wyne. Justru cewek itu yang menggunakan tulisannya untuk mempermalukan Shakka.
“Kamu cuma malu, Kka. Kenapa kamu ga nunjukin aja kalau kamu malu dari pada marah-marah ga jelas setiap hari? Orang normal tuh kalo waktunya malu ya malu aja. Ga usah sok-sok marah.” Bagi Keysha, Shakka hanya tidak mau menunjukkan pada semua orang bahwa ia malu. Apa salahnya menunjukkan perasaannya seperti yang kembarannya itu tunjukkan pada Papa dan Mama? Lagian kan Shakka tidak punya hubungan dengan Bella seperti yang Wyne ceritakan dalam bukunya.
“Ga gitu cara ngadepin orang-orang ga tau malu, Key. Kamu liat aja lah aku sama Wyne tiap harinya.” Maksudnya adalah lihat bagaimana Wyne membalas dendam dan Shakka yang juga melakukan hal yang sama. Setidaknya biarkan semua orang berpikir begitu. Skenarionya adalah Shakka yang membully Wyne karena telah menuliskan cerita tidak benar tentang dirinya kemudian Shakka tanpa pernah direncanakan, justru jatuh cinta pada cewek yang selalu dirisaknya itu. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Bahasa mudahnya adalah: Bisa membuat Bella kebakaran jenggot dan sekalian membalas Wyne yang sejak awal dengan berani menantangnya.Yang membuat semua kepura-puraan ini menyenangkan adalah bahwa Wyne tidak sama dengan Bella. Wyne tidak menyukai Shakka bahkan seujung kuku pun tidak.
Sedang Wyne berdecih kesal melihat mobil Shakka melaju melewatinya. Dia akan menatap Wyne seolah gadis itu adalah seonggok daging segar yang membuat liur Shakkanjing menetes hanya jika mereka berada di depan banyak orang. Tapi saat tidak ada orang di sekitar mereka, cowok itu bahkan tidak melirik sama sekali. Ya bukan maksudnya Wyne pengen banget dilirik, ia hanya kesal karena terjun bebas ke dalam perangkap Shakka tanpa pikir panjang.
Wyne masih ingat bagaimana Shakka berbisik di panggal telinganya saat jam istirahat setelah terlebih dahulu menepuk pelan puncak kepalanya. “Lo masih mikir kalo rencana lo bakal berhasil? Orang-orang justru mikirnya elo yang cemburu buta, Wyn. Atau gue panggil Sayang aja mulai sekarang?”
Shakka Orlando Padmaja mencintai saudaranya sendiri. Ini adalah rahasia yang Wyne Amelia simpan untuk dirinya sendiri sampai saat ini. Gadis dengan pakaian olahraga kebesaran tersebut tengah menunggu waktu yang pas untuk mempermalukan cowok hina satu itu. Untuk rahasia sebesar ini Wyne rela berdarah-darah dulu karena hanya pada waktu yang pas saja, terbongkarnya aib Shakka menjadi kemenangan mutlak baginya. Tapi Wyne salah. Cowok itu membuat Eswe justru berpikir dirinyalah yang disukai oleh Shakka.
“Aaarggghhh…”
“Wyn..” ucap seseorang yang berjalan di belakang Wyne sejak tadi. Saat Wyne berbalik, ia mendapati anak laki-laki yang dengan baik hatinya meminjamkan pakaian olahraga padanya. Anak laki-laki yang Wyne panggil dengan istilah teman.
“Arif, ngapain lo dibelakang situ dan diam-diam pula?” tanya Wyne pada Arif. Teman baiknya Shakkampret tentu saja. Meskipun Shakka adalah cowok kurang ajar, tapi kamu tidak bisa serta merta menilai Arif sama kurang ajarnya dengan Shakka. Ya meskipun Arif sering mengandalkan ototnya dari pada otak juga sih.
Arif melangkah lebar-lebar sehingga sekarang ia berjalan sejajar dengan Wyne. Kini keduanya berjalan menuju halte yang mulai sepi. Berdiri bersisian tanpa ada yang bicara, akhirnya Arif lah yang berceletuk. “Lo terinspirasi bikin adegan Shakka sama Bella naik busway gara-gara kita ya, ‘kan?” kekehnya saat melihat transportasi yang ditungggu mendekat.
“Tau aja lo.”
Kemudian keduanya terkekeh. Jangan remehkan informasi yang Wyne punya karena dia punya orang dalam. Sebelum Arif benar-benar menjadi teman Shakka setelah adegan baku hantam waktu itu, Wyne lah yang lebih dulu mengulurkan tangan untuk berteman dengannya. Meski harus gadis itu akui, susah membuat Arif berpikir bahwa Wyne tidak menyukainya. Cowok yang lebih tinggi darinya ini mempunyai rasa percaya diri yang terlalu tinggi asal kalian tau.
Alasan kenapa hari itu Wyne menghalangi June mendekati lima anak cowok yang main pukul-pukulan adalah karena Wyne tidak ingin June mengambil calon temannya. Semua orang yang berteman dengan June pasti akan menganggapnya sebagai anak kecil. Wyne sudah muak dengan abang-abang yang setiap bertemu di koridor Bina Bangsa selalu berucap, “Kalau ada yang macam-macam sama lo, lo tau harus nyari gue dimana, ‘kan?” Muak pokoknya Wyne.
Arif mempersilahkan Wyne untuk duduk kemudian cowok itu berdiri tepat di depan Wyne. Sejak Shakka memusatkan perhatiannya pada Wyne, ia jadi tidak bebas untuk bicara dengan Wyne. Alasannya adalah karena Wyne bilang ia tidak mau Arif terseret-seret dalam masalahnya dengan Shakka. Berteman dengan Wyne pada awalnya adalah hal yang tidak akan pernah ada dalam pikiran Arifqy Keano Hadrian karena menurutnya kalau Wyne tidak mendekatinya karena gadis ini menyukainya, maka Wyne mendekatinya karena mengetahui siapa Papanya Arif. Tapi ia salah, ketika Wyne mengajaknya berteman, gadis itu tidak menginginkan mereka yang tampak kemana-mana bersama. Tidak ingin makan bareng dan tidak ingin semua orang mengetahui mereka berteman. Wyne adalah satu tipe teman yang setidaknya harus Arif miliki di dunia ini.
Sebelum Wyne bergabung dengan Eswe dan Shakka tidak tau menau tentangnya, Arif dan Wyne cukup sering menghabiskan waktu bersama. Kebanyakan di luar sekolah seperti menemani Wyne mendatangi toko buku atau toko foto copy hanya untk membeli kertas kado. Wyne adalah gadis paling aneh yang hobinya mengoleksi kertas kado. Kertas-kertas kado tersebut akan ia gunakan sebagai sampul buku bahkan beberapa buku Arif juga bersampulkan kertas kado. Tentu saja gambarnya yang tidak ada bunga-bunga, hati dan hal-hal yang berbau cewek. Namun untuk setiap pola atau gambar kertas kado, Wyne pasti menyimpan satu yang tidak akan ia gunakan untuk apapun. Kira-kira jika koleksi kertas kado milik Wyne ditumpuk menjadi satu, pasti sudah melebihi ketebalan sepuluh senti meter.
“Kenapa tadi lo ga baca chat gue? Jadinya kan ga basah.”
“Gue syok banget tadi, Rif.. ranking gue turun tujuh coba. Mana Bella udah wanti-wanti. Udah dapat SP gue.” Wyne menggembungkan pipinya kesal kemudian dalam sepersekian detik langsung menyipitkan mata. “Gue lihat tadi lo sama Keysha berdua-duaan di balik pilar.”
“Kami ngomongin elo juga tau.. dia kasian sama elo.”
“Dan gue kasian sama Keysha. Udah ada simbol love di matanya tiap ngeliat elo tapi masih elo nya ga peka.”
Gimana ya, Arif memang menyukai kembaran Shakka tapi gadis itu berada jauh di atasnya. Keysha, lingkungannya orang-orang terkenal semua. Orang-orang sukses. Saat Arif berusaha untuk mendapat masalah di hari pertamanya di Bina Bangsa, Keysha justru berusaha keras agar bisa bersekolah seperti anak-anak kebanyakan. Lalu jika ia menyatakan perasaannya pada Keysha, apakah ia masih bisa berteman dengan Shakka? Apakah Shakka mengizinkan Arif untuk memacari Keysha?
“Banyak drama lo, Rif.. pacaran ya pacaran aja.” Wyne menatap temannya itu dengan sungguh-sungguh. Arif mungkin bisa membantunya untuk menguak aib Shakka. Tapi bagaimana jika temannya ini patah hati? Wyne tidak mau menjadi seseorang yang mendorong temannya sendiri menuju kesedihan.
“Kalo bahas Key, gue bawaannya emang merasa rendah diri banget, Wyn heheheh.. makan yuk,” ucapnya pada sang sahabat kemudian saat Wyne bertanya makan apa, Arif sudah berjalan duluan. Sehingga Wyne tidak punya cara untuk menolaknya. Di sekitar halte ini Arif ingat ada restoran. Kapan lagi ia menghabiskan waktu dengan Wyne? Karena setelah setahun Wyne bergabung dengan Eswe, Arif jadi tau bagaimana mereka akan dipaksa belajar untuk push rank. Sebetulnya ada bagusnya Wyne bergabung dengan Eswe, seperti mengikuti kursus mata pelajaran tapi gratis.