Wyne berlari dari kelasnya dengan mata buram. Gadis itu bahkan tidak merasakan badannya lagi ketiga melewati anak tangga demi anak tangga. Karena ia dan June hanya hidup berdua saja di dunia ini, maka Bu Tari, wali kelas mereka memiliki nomor June. Tujuannya mungkin untuk mengadukan kelakuan Wyne atau mengadukan nilai-nilainya, Wyne tidak tau mana yang benar tapi ia berharap alasan Bu Tari berkomunikasi dengan June adalah salah satu dari pilihan tersebut. Tapi hari ini, Bu Tari memintanya untuk tenang dan datang pada Abang yang katanya sedang berada di rumah sakit.
Saat Wyne setengah berlari dengan tidak terlalu memperhatikan apa pun yang ada di depannya itu, tubuhnya terjerembab ke lantai. Posisi jatuhnya itu adalah punggung menimpa mengenai anak tangga yang beberapa saat lalu sudah ia langkahi. Akibatnya Wyne merasakan nyeri luar biasa tidak hanya pada tulang ekornya juga tulang punggungnya.
Tidak bisa melihat dengan jelas siapa tepatnya yang barusan ia tabrak, Wyne mengucek matanya dan di sana ia melihat cowok yang semakin hari sudah semakin baik. Baik dalam artian tidak lagi mencari gara-gara dengannya. Tapi langit membuat Wyne terus saja bertemu dan menabrak cowok ini, seolah dirinya sedang memanggil Shakka, melambai-lambai untuk kembali di tindas.
“Tunggu, elo!” ucap Shakka kesal. Dua bulan yang lalu ketika Shakka terus mengerjai Wyne, gadis ini tidak pernah menangis. Namun hari ini ketika Shakka tidak sengaja menabraknya, Wyne malah menangis. Dalam benak Shakka, yang hendak ia katakan adalah: Apa-apaan lo?
“Shakka..” rengek Wyne pada cowok itu.
Rengekan Wyne otomatis membuat Shakka mengambil satu langkah mundur. Familiar sekali cowok itu dengan nada seperti ini. Bella selalu menyebut namanya dengan nada seperti itu. Jangan bilang Wyne juga menyukainya sekarang?
“Hari ini gue izin dulu, lo bisa kerjain lagi gue besok,” ucap Wyne sambil membersihkan air mata yang ada di pipinya menggunakan punggung tangan kanan. Tidak menunggu respon laki-laki itu, Wyne segera melanjutkan larinya. Kali ini pemandangannya jauh lebih jelas karena meskipun air mata tetap mengalir, ia selalu mengusap matanya.
Tanpa Shakka sadari, ia menuruni tangga zig zag pertama kembali demi melihat Wyne yang berlari menuju gerbang sekolah. Dahinya berkerut mengingat kalimat Wyne yang minta izin untuk tidak dikacaukan harinya. Memangnya tadi Shakka terlihat ingin melakukan apa, coba?
>>>
“Abang!” pekik Wyne saat melihat Abangnya di rumah sakit.
“Kalau gue ga tinggal di rumah, gue ga bakal hubungin elo, Wyn,” ucap June pada adiknya yang mendekat dengan pipi dan hidung meler.
“Maksud lo apa?” tanya Wyne kesal. Jadi kalau mereka tidak tinggal bersama maka Abang tidak akan membiarkannya mengetahui apa pun? Begitu?
“Maksud gue, gue ga akan mati sebelum elo yang mati.” Mana bisa June meninggalkan adiknya seorang diri saja di dunia ini. Bahkan jika malaikat maut datang menjemput pun, jika beliau tau bahwa June harus meninggalkan adiknya seorang diri, malaikat pasti akan menyuruh June untuk masuk ke dalam jasadnya lagi. June memberikan tisu pada adiknya itu dan dengan gerakan tangannya ia menyuruh Wyne untuk membenarkan wajahnya.
Kecelakaan yang dialami oleh June membuat dokter memutuskan untuk memasangkan pen karena tulangnya patah menjadi beberapa bagian. Selama itu pula Wyne tidak meninggalkan sisi sang Abang. Apapun yang Abangnya itu inginkan akan langsung Wyne lakukan atau berikan kecuali Abang yang ingin ia sekolah.
Sedang di Bina Bangsa, Arif yang tidak tau apa-apa yang menimpa sang sahabat tetap menjalankan niatnya untuk menyatakan perasaan pada Keysha. Wyne dan otaknya yang sudah korslet itu berpikir Arif akan berlutut di depan Keysha tepatnya di lapangan upacara sehingga semua penghuni Bina Bangsa akan melihat mereka. Tidak, Arif memang menyukai Keysha tapi ia tidak akan melakukan hal seperti itu. Sama dengan bagaimana ia berteman dengan Wyne, dimana tidak perlu orang tau bahwa mereka berteman, ia juga ingin Keysha menjadi pacarnya dengan cara seperti itu. Bukan karena tidak percaya diri dengan teman dan pacarnya, hanya saja hal-hal yang sifatnya pribadi biarlah tetap demikian.
Dengan menjadi pacar Keysha, Arif ingin nantinya ia bisa mengajak kembarannya Shakka itu jalan berdua, bisa menelfonnya sesuka hati di malam hari sebelum gadis itu tidur, bisa menjadi orang pertama yang tau apa pun yang Keysha rasakan atau lakukan dan bisa menjadi orang yang Keysha mintai tolong untuk urusan apapun. Ia ingin Keysha lebih dekat dengannya, begitu definisi pacaran bagi Arif.
Keysha datang ke tempat janjiannya dengan Arif. Ia melihat cowok itu tidak seperti biasanya. Terlihat gelisah tapi Key masih mendapati senyumnya.
>>>
Shakka masih marah pada Keysha meskipun beberapa minggu telah berlalu. Jujur, bukan soal lukisan saja yang membuatnya kesal tapi juga bagaimana teman-teman youtube nya itu memperlakukan sang kembaran. Mereka menyentuh Keysha seolah mereka adalah Shakka. Keysha adalah kembarannya Shakka Orlando Padmaja dan hanya dia yang boleh memanjakan dan menyayangi kembarannya. Makanya saat mengetahui hal itu ia menjadi sangat marah bahkan dengan sesuka hatinya, Shakka meminta langsung pada Papa untuk melarang Keysha bertemu dengan orang-orang itu lagi. Alasan yang Shakka gunakan adalah yang paling bisa diterima dengan baik oleh Papa. Yaitu bahwa Keysha harus fokus belajar. Keysha ingin terus menyanyi? Tentu saja ia boleh melakukannya tapi tidak dengan mereka. Lupakan istilah collab-collab syialan itu.
Namun begitu Shakka masih memperhatikan kembarannya itu. Setelah memastikan Keysha duduk di kantin setiap jam istirahat maka ia akan menyibukkan diri di labor komputer yang sejuk. Selalu begitu setiap harinya. Hari ini Shakka tidak menemukan Keysha di mana pun gadis itu berada, ingin menelfon dirinya gengsi. Jadilah Shakka yang menelurusi tiap tempat di Bina Bangsa.
Setelah menanyai semua orang yang ia temui, Shakka akhirnya mengetahui bahwa Key berada di kolam renang indoor sekolah. Tanpa pikir panjang, Shakka langsung kesana. Cowok itu tidak bisa lebih marah lagi dari yang sudah-sudah saat melihat sahabatnya sendiri memegang tangan kembarannya berikut permintaan untuk menjadi pacar.
Arif yang ingin menjadikan Keysha pacar membuat Shakka langsung memikirkan satu orang. Namun hari ini ia mengingat jelas bagaimana Wyne pergi dari sekolah dengan air mata membanjiri wajahnya. Apa masuk akal bahwa ini adalah jebakan Wyne untuknya? Shakka berpikir keras mencari hubungan Wyne dengan semua ini sampai ia mendengar suara kembarannya yang gugup.
“Ngga. Ngga boleh,” ucap Shakka membuat dua orang terdekatnya itu terperanjat dan melepaskan pegangan mereka.
“Kka..” ucap Keysha malu. Wajahnya merah padam karena sang kembaran mengetahui apa yang seharusnya tidak perlu diketahui.
“Kamu ga boleh pacaran sama siapapun.. dulu.” Jantung Shakka berdetak tidak karuan dan tiba-tiba saja ia mendapat ide yang terlalu bagus untuk alasan kenapa ia melarang keras Keysha pacaran. “Rif, kalo lo suka sama kembaran gue, lo harus simpan perasaan lo dulu.”
“Shakka! Kamu keterlaluan, aku boleh pacaran dengan siapapun selagi aku-”
“Kita sudah kelas dua belas, dan kamu pikir bisa lulus dengan mudah? Kamu ingin cari masalah lagi dengan Papa? Mau tinggal sendirian dan jauh dari Mama, Abid dan aku lagi?” Shakka sengaja mengingatkan kembarannya alasan kenapa ia kabur dari rumah. Meskipun Papa tidak pernah mengusir Keysha dari rumah, tapi Key memutuskan kabur karena tidak tahan dengan perlakuan dari Papa.
Melihat kepalan tangan kembarannya, Shakka tau ia telah menyakiti hati gadis itu tapi ia tidak punya pilihan. Shakka tidak bisa membiarkan Keysha pacaran dengan siapa pun karena Wyne Amelia benar. Shakka mencintai Keysha dan tidak ada yang boleh punya perasaan sedalam ini pada kembarannya itu.
Pada akhirnya yang bisa Keysha Anindya Padmaja lakukan hanyalah kabur. Pasti gadis itu akan menangis tapi Shakka tau Keysha akan berhenti menangis. Sampai kapan memangnya dia akan menangis? Sampai kedua matanya bengkak dan lengket? Memangnya Arifqy Keano Hadrian ini siapa? Dia bahkan bukan Shakka, bukan Mama, Papa bahkan Abid. Dia hanya orang luar yang tidak penting sama sekali.
“Kenapa lo ga bilang begitu ke gue sejak awal? Kalau gue tau, ‘kan gue bisa tunda-”
Dengan nada ketus, Shakka berujar “-Apa sebelumnya lo ngasih tau gue kalo elo suka sama kembaran gue?”
“Tolong lepas dulu dari bayang-bayang keluarga besar lo, baru bilang sama gue kalo lo suka sama Keysha.” Rasanya itu adalah kalimat paling halus yang Shakka bisa katakan pada sahabatnya sendiri. Karena yang sebenarnya ingin ia katakan adalah: Apa lo ga bisa ngaca? Gue sama Keysha memang Padmaja tapi apa yang kami raih ga ada sangkut pautnya sama nama besar keluarga. Keysha berjuang sendirian sampai seluruh dunia mengetahui ada gadis cantik dengan potensi luar biasa sepertinya dan Shakka tidak mendapatkan semua predikat yang ia sandang hanya dengan menyebutkan bahwa dia adalah putra sulung Rama Dirga Padmaja.