Hari-hari telah berlalu, namun Gia masih memikirkan kejadian waktu di rumah sakit. Keyakinannya begitu besar, jika yang menolong dirinya itu Kevin. Namun Rina selalu mengelak, dia selalu bilang jika dirinya terlalu merindukan Kevin sampai menganggap orang itu Kevin. Terdengar suara derit pintu. Gia memutar kursi rodannya, sembari meraba-raba ke depan. "Rin," panggil Gia, ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekat. "Ini aku," sahut orang itu yang sudah bersimpuh di depannya. "Adam!" pekik Gia. Dia tersenyum, tangannya meraba-raba mencari wajah Adam. "Kamu sudah pulang?" Adam mengangguk. "Mau jalan-jalan?" tawar Adam. Gia mengangguk, lalu kursi rodanya di dorong tapi bukan dengan Adam. "Kamu apa kabar? Kandungan kamu sehat 'kan?" tanya Adam. Kini mereka bertiga tengah berjalan d