Safiq menyenggol lengan adiknya. “Saf, apa yang dikatakan Oma Maria benar?” Safia gelagapan, menelan ludahnya kasar tak berani menjawab. Namun, siapa sangka Oma Maria kembali berucap. "Iya, kan? Oma tidak mungkin salah. Kamu benar kan wanita itu? Safia, iya ... Safia Meksi Oma sudah tua tapi daya ingat Oma masih kuat untuk mengenali wajah kamu. Kamu pacarnya Biantara, kan?” Safia meringis lagi-lagi kehilangan kata-kata. Wanita itu makin gugup saja dan takut-takut jika keluarganya akan berpikir yang macam-macam. Lebih baik menjawab saja meski setengah ketakutan. "Saya … saya bukan pacar Bian, Oma. Kami hanya berteman.” “Tapi kamu benar kan yang menginap di apartemen Bian waktu itu?" Safiq lagi-lagi menyenggol lengan Safia. “Saf, kamu hutang penjelasan dengan kakak. Apa-apaan sampai meng

