Tok ... tok ...tok
Pintu ruang kerja, diketuk dari luar. Kania mempersilahkan masuk siapa pun yang ada diluar ruangannya. "Masuk!"
Begitu pintu terbuka, wajah tampan Bian yang tampak di sana.
"Siang, Bu."
"Masuk, Bi."
Bian masuk lalu bertanya. "Bu Kania panggil saya?"
"Iya. Duduklah."
Bian menurut. Menarik kursi yang ada di depan meja kerja Kania. Lalu duduk di sana.
"Sebenarnya aku panggil kamu untuk masalah pribadi. Tidak ada urusan dengan pekerjaan."
"Oh," jawab Bian manggut-manggut meskipun dia belum tahu, urusan pribadi seperti apa yang Kania maksudkan.
Perempuan yang sekarang mulai menjabat sebagai wakil direktur itu melipat tangan di atas meja. "Jadi begini, Bi. Tiga bulan lagi aku akan menikah."
"Acaranya dimajukan, Bu?" Bian menyela dan Kania mengangguk.
"Iya. Dan aku
