“Safia!” panggilan seseorang, menolehkan kepala Safia pada arah sumber suara. Mengetahui kedatangan Ridwan, Safia lekas beranjak berdiri dari duduknya. Safia dan Hakim memang sedang duduk di depan ruang tunggu IGD sebuah rumah sakit di mana mereka membawa Bu Neni untuk berobat. Tidak parah tapi lumayan banyak terdapat luka di tubuh perempuan tua itu. “Mas Ridwan.” Menyadari Ridwan tidak datang sendirian, Safia pun mengulas senyuman sembari menyapa, “Mbak Alya.” “Kamu apakan mama Safia, sampai bisa masuk rumah sakit!” Senyum di bibir Safia luntur sudah. Bukannya bertanya bagaimana kabar Bu Neni, yang ada Alya malah menuduhnya yang telah membuat Bu Neni celaka. “Al! Kamu ini apa-apaan!” bentak Ridwan sembari menatap tajam istrinya. Alya mendengus kesal. “Bela saja terus, Mas! Kamu kan m

