Saat Marwa melangkah ke halaman rumah, terdengar suara teriakan-teriakan keras. Di depan gerbang, tampak Bu Ida, Hani—putrinya—serta segerombolan warga yang berteriak-teriak marah. Sebagian dari mereka adalah wajah-wajah lama yang tak asing baginya: Bu Ani, Bu Desi, Bu Rita. Para ibu penggosip yang dulu paling getol menyebar kabar miring soal ibunya. Para lelaki yang ikut berdiri di barisan demonstran tampak masih muda—wajah-wajah asing yang pasti hanya ikut-ikutan. Marwa tahu pasti: mereka tidak punya urusan pribadi dengannya. Para demonstran itu terus berteriak-teriak tanpa menghiraukan penjelasan Siska. Begitu ia mendekat, suasana mendadak senyap. Teriakan terhenti. Semua mata menatapnya. "Ada apa ini? Kenapa tukang-tukang saya dihentikan?" tanya Marwa dingin. Bu Ida, yang sudah pul