27. Was Was.

1914 Kata

Sembari menyetir, Siska terus melirik ke arah Marwa yang duduk di sebelahnya. Matanya tidak lepas dari sahabatnya itu. Marwa tampak berbeda. Sejak mereka menemukan foto Pak Marno dan seorang wanita dengan gaun berpita berlengan balon, Marwa langsung memasukkan foto itu ke dalam amplop tanpa melihatnya lama-lama. Ia menutup amplopnya rapat dan tak mau membukanya lagi. Tidak ada sepatah kata pun keluar dari bibir Marwa sejak saat itu. Wajahnya murung dan terus-terusan menghela nafas panjang. Siska mendecakkan lidah. Ia tidak tahan lagi diam-diaman. "Wa, kamu kenapa sih?" tanyanya penasaran. Marwa tidak menjawab. Ia hanya menggeleng pelan, lesu. "Apa kamu kecewa karena tidak bisa melihat wajah si Na? Santai saja lagi, Wa. Aku yakin pasti nanti ada jalan kita bisa mengungkap semuanya. Jan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN