Sepanjang perjalanan, pikiran Marwa tak pernah diam. Rencana demi rencana berseliweran di benaknya, saling berkejaran. Ia bingung memikirkan cara untuk mengecek barang-barang Pak Tono di gudang umum. Ya, dirinya memang tahu di mana barang-barang Pak Tono disimpan. Pasti di gudang umum. Itu adalah sebutan untuk sebuah gudang besar yang dulunya adalah pabrik mebel milik Opa Subandrio- ayah Pak Marno. Setelah Opa Subandrio meninggal tidak ada yang menjalankan usahanya lagi. Pabrik pun ditutup. Selanjutnya digunakan untuk menyimpan barang-barang para pengontrak yang melarikan diri oleh Pak Marno. Biasanya Pak Marno menyimpan barang-barang pengontrak lama di sana, sebelum mengontrakkan rumah yang ditinggal pada pengontrak baru. Tapi bagaimana cara mengaksesnya tanpa kunci? Tak ada pilihan lai

