Bercerai ... bercerai .... Ya, satu kata yang saat ini menghantui Ravendra. Pesan singkat dari Lylia beberapa waktu lalu benar-benar berhasil membuat pikirannga semakin tak dapat dikendalikan, hingga pria itu bergegas pulang, dan meninggalkan semua pekerjaannya kepada Derry. Dia pun mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi, tak peduli pada lampu lalu lintas yang sudah berubah warna menjadi merah, dan bunyi klakson silih bersahutan sebagai teguran untuk dirinya. Simpul dasi sudah tidak sekencang di awal, bahkan kancing bagian atas kemeja pun sudah terlepas dari lubangnya. Berantakan, bagai benang kusut! Semua sudah berada ditahap kacau balau. Baik itu hatinya, ketenangannya, maupun pikirannya. Sampai-sampai, untuk mengetik pesan balasan kepada sang istri saja, ia sudah tidak mampu. Ta