Billy mematung menatap sahabatnya, Dikara. Ada rasa muak yang menguasai dirinya. Pemandangan di depannya begitu sulit diterima, Juwita Lestari itu penulis favorit Jelita, istrinya. Dan kini tergeletak tak berdaya di dasar tangga darurat. Sebuah ironi yang nyaris tak bisa dipercaya, karena wanita itu mungkin saja adalah Jelita, mantan istri sahabatnya yang selama ini dikejarnya dengan obsesif. Tatapan Billy turun perlahan, menyusuri tubuh Juwita. Kedua kakinya terbuka, menyingkap banyak bekas luka yang tampak jelas di kulitnya. Lalu, ketika ia memperhatikan lebih saksama, ia menangkap bekas luka lain di pelipis kiri Juwita, sebagian besar tersamar oleh lapisan riasan. Billy yakin, masih ada banyak lagi luka yang tersembunyi di balik pakaian wanita itu. Perutnya terasa mual. Pemandangan i

