Juwita membuka file ketiga dari USB itu, ia melihat Dikara berada di sebuah bandara asing. Pria itu tampak rapi dengan setelan jas elegan. Di tangannya ada buket bunga besar dengan warna yang cerah, ia baru saja menerimanya dari seorang pria yang menunggunya disana. Senyum merekah di wajah ketika ia melangkah melewati terminal itu, seakan menyembunyikan rasa gugup di balik ketenangan yang ditunjukkan. Dikara berhenti di dekat gerbang keberangkatan. Juwita hanya bisa menduga, gerbang itulah yang menjadi pintu kedatangan penerbangan yang sedang ia tunggu. Ia memperhatikan bagaimana Dikara mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku dalam jasnya, membuka perlahan, menatap isinya dengan sorot mata penuh harap, lalu menutupnya kembali. Semua gerakan itu memperlihatkan kebenaran yang telak bahwa

