BAB 82 - Tidak Bisa Dimaafkan

1394 Kata

Juwita bisa melihat dengan jelas bagaimana raut wajah Dikara mulai menegang, kesal dan semakin terganggu oleh pertanyaan tentang niat pria itu sebenarnya terhadap anak-anak. “Bagaimana kau bisa dapat alamat klien saya?” tanya Liam dengan nada tak percaya. “Kami bahkan belum memberi tahu pengacara Anda.” Ia sempat melirik Dikara yang mulai menunjukkan raut tidak suka. Billy lantas menepuk lembut bahunya sebelum menjawab, “Alamat itu tertera di SIM-nya.” Liam menyipitkan mata. “Dan bagaimana dia bisa mendapatkan salinan SIM itu? Saya sengaja tidak mencantumkan alamat rumahnya dalam surat perintah penahanan. Itu atas pertimbangan keamanan karena Juwita bukan warga Jakarta, jadi alamat pribadinya tidak perlu dicantumkan. Hakim pun menyetujui hal itu.” Juwita menatap keduanya dengan tatapa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN