BAB 88 - Rencana Cadangan

1631 Kata

Juwita mulai memasuki mobil bersama pengawalnya, Cakra. Ia duduk di kursi penumpang, sementara Cakra duduk di depan—di sisi Arsyila yang menjadi pengemudi. Namun, sebelum berangkat, Juwita meminta Arsyila untuk menunggu sebentar. Ia tahu, Cakra tengah memastikan Haidar di kendaraan belakang sudah siap atau belum. Setelah semuanya siap, Juwita baru memberikan isyarat untuk berangkat menuju kediamannya. “Seperti yang kita diskusikan sebelumnya,” ucap Cakra sambil menatap lurus ke depan. “Menurut saya, dari semua yang Anda ucapkan tadi dan dari apa yang saya dengar di pertemuan hari ini, rencana itu harus tetap berjalan. Jika tidak, Nona Juwita, Anda tidak akan tahu kapan dia melanggar kesepakatan yang telah ditanda tangani.” Juwita mengangguk pelan. “Saya tahu dia sudah tidak bisa dipercay

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN