Xabiru menutup kamar Mamanya dengan sangat pelan. Raut wajahnya terlihat kecewa karena Mamanya masih belum memberikan restunya meski ia kembali membujuk dengan lebih halus. Mamanya justru semakin marah dan enggan berbicara dengannya. Sebagai anak yang sering disayang dan apa-apa serba Mama, Xabiru merasa sedih pastinya. Namun, ia bisa menguasai hal itu semua karena menganggap restu Mamanya ini adalah konsekuensi dalam cintanya dan Grey. Ia yakin Mamanya akan luluh seiring berjalannya waktu. Xabiru kembali ke kamarnya. Di sana sudah ada tuxedo hitam yang siap dikenakan untuk acara akadnya nanti siang. Xabiru memegangnya dengan seulas senyum di bibir. "Grey, benar-benar sejauh ini?" Xabiru ingat betul dulu saat pertama kali melihat Grey di toilet rumah Kala wanita itu begitu menarik per