Grey rasanya masih tak percaya dengan apa yang terjadi dalam hidupnya hari ini. Setelah perceraian dengan Bastian ia bahkan tak pernah bermimpi sejauh ini, namun Tuhan memberikannya takdir yang luar biasa indah meski belum sepenuhnya sempurna. Kini dirinya sudah duduk di mobil yang melaju ke arah KUA bersama kedua orang tuanya dan juga Dina. Dirinya mengenakan kebaya pengantin putih yang membalut tubuhnya sangat pas. Rambutnya yang biasa digerai kini ditutupi hijab dengan tangan yang mengenggam bucket bunga mawar putih. "Mamanya belum setuju ya, Grey? Tadi kok dia nggak ikut ke rumah." Nisa tiba-tiba bertanya. Nada suaranya tak sekasar biasanya karena baru saja menerima amplop coklat yang sangat tebal tadi. Grey menggeleng sebagai jawaban. Entah setelah ini bagaimana ia meluluhkan wanit