Part 4

1306 Kata
Zyzy berjalan keluar dari restoran dengan langkah gontai, karena Leon marah dan pulang lebih dulu maka dirinya harus pulang naik taksi. Ia melirik jam tangan di pergelangan tangannya, masih menunjukkan pukul 20.30 WIB, masih belum terlalu malam untuk ukuran ibukota Jakarta. Zyzy berjalan keluar dari resto mewah tersebut dan mencoba menghentikan taksi konvensional tapi sudah hampir tiga puluh menit ia berdiri di tepi jalan, tidak ada taksi konvensional yang lewat. Zyzy berpikir untuk menghubungi Zian tapi ia ingat jika hari ini Zian juga sedang keluar dengan Anita, kekasihnya, Zyzy mengurungkan niatnya untuk menghubungi Zian, ia mencoba membuka aplikasi taksi online dan order, tak menunggu lama sebuah mobil berwarna metalik berhenti di depan Zyzy, kaca jendela perlahan turun dan menampakkan seorang pria paruh baya sebagai pengemudinya. “Mbak Zyzy?” tanya pria itu. “Iya pak.” “Silahkan masuk mbak.” Zyzy mengangguk dan membuka pintu jok belakang dan masuk dalam mobil. “Tujuannya sesuai aplikasi ya mbak?” “Iya pak.” Mobil kemudian bergerak meninggalkan restoran menuju alamat yang ditunjukkan oleh Zyzy, mobil berjalan dengan kecepatan sedang dalam kota. “Sendirian aja mbak, pulang dari pesta ya?” tanya pengemudi taksi online mengajak Zyzy berinteraksi. “Iya pak,” jawab Zyzy singkat, walau ia bukan dari pesta , ia tak ingin bicara panjang lebar, ia masih memikirkan Leon dan kemarahannya. ~~~ ~~~ Keeseokan paginya Zyzy berusaha menghubungi Leon tapi beberapa kali berusaha menelepon, Leon tidak menjawab panggilan Zyzy, Zyzy juga sudah mengirimkan pesan chat pada Leon tapi hanya dibaca saja, Leon tidak membalas pesan Zyzy. Zyzy tahu kali ini Leon sangat marah karena keras kepala Zyzy, keras kepalanya untuk lebih memilih karier dari pada menerima pinangan Leon. Zyzy sudah selesai mandi dan duduk di tepi ranjang masih dengan bathrobe, ia belum berpakaian, Zyzy sudah menghubungi karyawannya jika ia akan datang lebih siang dari biasanya. Pintu kamar Zyzy diketuk beberapa kali, “masuk,” Zyzy mempersilahkan seseorang yang mengetuk pintu kamarnya untuk masuk. Pintu kamar Zyzy terbuka dan menampakkan Zian, Zian berjalan masuk dalam kamar Zyzy dan menatap heran pada kakaknya yang terlihat bingung. “Kakak kenapa? harusnya bahagia semalam habis merayakan ultah kekasih.” Zyzy menghembuskan napasnya kasar, membuat Zian semakin bingung. “Kakak kenapa?” Zian berjalan mendekati Zyzy dan duduk di samping kakaknya. “Leon marah sama aku Zan.” “Hah? marah, kenapa?” “Semalam saat makan malam merayakan ulang tahunnya, Leon melamar aku secara pribadi.” “What? wow kabar bahagia kak, selamat ya,” Zian memeluk Zyzy yang duduk disampingnya. “Selamat apa, aku menolaknya.” “What??!! kakak gila, kenapa kakak menolaknya?” “Aku belum siap Zan, aku masih ingin mewujudkan cita citaku membangun kerajaan minimarket yang franchise di banyak kota.” “Astaga kak, cita cita kakak itu membutuhkan waktu, harus berapa lama lagi kak Leon menunggu, 5 tahun, 10 tahun? Atau berapa lama. Pernikahan dan cita cita kakak bisa berjalan beriringan, aku yakin kak Leon akan mendukung semua cita cita kak Zyzy.” “Entahlah Zan, perasaanku belum sepenuhnya yakin untuk menikah dengan Leon.” “Hah? kenapa begitu?” “Aku juga tidak tahu, masih ada keraguan dihati kakak.” “Tapi kak, kalian sudah lama menjalin hubungan, sejak kalian kuliah dan sampai memiliki karier seperti sekarang ini.” Zyzy terdiam sejenak mendengar ucapan Zian, memang benar dirinya dan Leon sudah sangat lama menjalin hubungan, tapi ia benar benar belum yakin untuk menjalani kehidupan bersama Leon seumur hidup. “Kak… kak Zyzy…” Zyzy tersadar dari lamunannya dan menoleh pada Zian yang ada disampingnya. “Aku masih harus memikirkan semuanya Zan, kamu mau kuliah?” “Ini weekend kak.” “Oh iya.” “Lebih baik kak Zyzy menghubungi Kak Leon.” “Sudah tapi dia tidak mau bicara denganku, chat juga tidak dibalas.” “Berarti kak Leon benar benar marah sama kak Zyzy.” “Aku harus bagaimana dong?” “Kakak harus introspeksi diri, pikirkan semuanya, jangan egois.” “Iya iya, nanti aku pikirkan. Kakak nggak ke minimarket?” “Iya nanti agak siang, kenapa memangnya?” “Enggak apa apa sih.” “Ya udah aku siap siap dulu.” ~~~ ~~~ Zyzy sedang duduk merenung di meja kerjanya memikirkan kemarahan Leon juga ucapa Zian, apa benar dia terlalu egois dan memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan keinginan Leon yang ingin menikahinya, tapi dia memang sangat ingin mewujudkan cia citanya memiliki franchise minimarket yang ada di banyak kota. “Mbak Zyzy…” Evi masuk dalam ruangan Zyzy dengan napas terengah dengan wajah khawatir. Zyzy menatap Evi bingung. “Kenapa Vi?” “Ada kegaduhan di luar mbak.” “Kegaduhan apa? ada yang bikin rebut dengan kalian? pemuda yang kemarin?” “Bukan mbak, beda, ayo mbak,” Evi menarik tangan Zyzy untuk mengikutinya keluar dari minimarket. Zyzy melihat banyak teman temannya di blok Z keluar melihat kegaduhan yang terjadi, beberapa orang menyebarkan selebaran, ia melihat teman teman pengusaha di blok Z membaca selebaran tersebut, ada yang berteriak ada yang marah marah dan banyak reaksi terkejut dari mereka. Zyzy terkejut dan mengambil selebaran yang melayang tak jauh dari tempatnya berdiri. “Selebaran apa ini? kenapa jadi gaduh begini,” gumam Zyzy kemudian membaca selebaran tersebut. Matanya membola saat membaca poin poin di selebaran itu. “Apa ini?!” pekiknya tak kalah terkejut. “Kenapa mbak Zyzy?” tanya Evi. Zyzy masih diam tak menjawab pertanyaan Evi, ia menatap nanar pada selebaran tersebut hingga tak menyadari seseorang sudah berdiri dihadapannya. “Mbak Zyzy, bagaimana ini?” seorang pria dan wanita paruh baya sudah berdiri dihadapan Zyzy. “Sebentar pak Arif, bu Arif, saya telaah dulu kenapa bisa ada selebaran ini tanpa ada pemberitahuan kepada kita pemilik toko retail di blok Z ini.” “Kami juga shock mbak Zyzy, kenapa tiba tiba blok ini akan digusur dan akan dibangun hotel dan night club.” “Sepertinya kita harus mengadakan pertemuan anggota blok Z ini pak Arif.” “Saya setuju mbak Zyzy.” ~~~ ~~~ Zyzy merebahkan tubuhnya yang penat di ranjang big size miliknya, ia masih memikirkan kejadian siang tadi di blok Z. Ia tak menyangka aka nada rencana penggusuran di blok Z, blok itu adalah tempat banyak orang mencari nafkah, dari pengusaha kecil sampai pekerja. “Aku tahu ini adalah proyek penuh dengan siasat, dan pasti melibatkan orang besar,” gumam Zyzy, ia memijat kepalanya yang pusing memikirkan kejadian yang tiba tiba ini. Belum selesai masalah pribadinya dengan Leon, kini malah ada masalah dengan tempat usahanya. Zyzy tidak dapat memejamkan matanya sedetikpun memikirkan masalahnya, bukan masalahnya dengan Leon yang membuatnya susah tidur tapi masalah penggusuran blok Z, ia berganti ganti posisi tidur tapi tetap saja ia tidak bisa tidur sama sekali. Zyzy kemudian bangkit dari ranjang dan menuju balkon kamarnya, ia bersandar pada pagar balkon dan menatap jauh kegelapan malam, memikirkan langkah apa yang akan ia dan teman pengusaha blok Z ambil. Tidak mungkin ia menyerah begitu saja tapi untuk melawan ia juga harus punya taktik dan kekuatan, saat seperti ini ia biasanya akan membicarakannya dengan Leon dan seperti biasa juga Leon akan memberikan semangat untuknya. Tapi kini ia harus memendamnya sendiri tanpa ada tempat berkeluh kesah, dan ini sangat menyiksa Zyzy. Zyzy kemudian kembali masuk dalam kamar saat ia rasakan udara malam dingin menusuk tulang, ia melihat jam dinding kamarnya menunjukkan pukul 1 dinihari dan ia harus istirahat jika tidak ingin badannya sakit karena kurang istirahat. Zyzy kemudian naik ketas ranjang dan mencoba memaksa matanya untuk terpejam dan tidur agar besok ia punya tenaga untuk berpikir, mencari strategi membatalkan penggusuran blok Z yang sudah disetujui pemerintah kota padahal belum ada sosialisasi sama sekali dengan pengusaha di blok Z. Rasa kantuk mulai menyerang Zyzy, ia pun kemudian tertidur saat jam menunjukkan pukul dia dinihari. Alarm ponsel Zyzy berbunyi tepat jam enam pagi, ia hanya menggeliat karena ia masih sangat mengantuk, Zyzy mematikan alarm dan kembali tidur. Lynagabrielangga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN