Zyzy sedang bersiap, hari ini adalah hari pertunangannya dengan Leon, ia sudah berada di gedung dimana pesta pertunangannya akan diselenggarakan. Wajah Zyzy sedang dirias oleh make up artist, Zyzy sudah memakai gaun panjang dari brokat berwarna baby pink, rambutnya sudah disanggul modern tinggal wajahnya saja yang masih dirias.
Papa dan mamanya juga Zian sudah ada di tempat pesta pertunangan yang sudah dihias oleh event organizer, gedung itu terlihat sangat indah dengan hiasan bunga bunga warna warni, ucapan selamat dari rekan kerja dan kolega kedua orangtua calon mempelai juga menghiasi pintu masuk gedung.
Zyzy masih dirias di ruang rias seorang diri hanya dengan seorang MUA, pintu ruang rias terbuka dan menampakkan mama Zyzy yang berjalan mendekati Zyzy di meja rias yang besar dengan kaca besar pula di depannya.
“Sudah selesai mbak meriasnya?” tanya bu Yulia pada make up artist yang sedang merias wajah Zyzy.
“Sedikit lagi bu, tinggal lip cream saja.”
“baiklah, saya tunggu. Acara sudah dimulai dan saya harus membawa Zyzy ke venue pertunangan.”
Make up artist itu mengangguk dan mulai mengaplikasikan lip cream warna pink terang di bibir Zyzy, setelah selesai, make up artist itu merapikan tatatnan rambut Zyzy dn meminta Zyzy berdiri.
“Perfect…” ucap MUA itu.
Bu Yulia menatap Zyzy dan sepakat dengan apa yang dikatakan MUA itu, ia kagum dengan kecantikan putri sulungnya tersebut dan sebentar lagi putrinya itu akan menikah dan meninggalkan rumah.
“Ayo sayang, semua orang sudah menunggu kamu,” bu Yulia membimbing Zyzy keluar dari ruang make up menuju venue pertunangan.
Zyzy melihat sudah banyak orang yang datang di pesta pertunangannya dan ia tahu semuanya dalah rekan bisnis papanya dan papa Leon, dan tentu saja keluarga besar Leon yang Leon bilang cukup banyak dari saudara papanya dan juga saudara saudara sepupunya yang akan datang. Leon belum pernah memperkenalkan mereka semua pada Zyzy karena kesibukan keduanya dalam bekerja, Zyzy menghela nafas saat kembali teringat pada minimarketnya yang sudah hancur lebur jadi debu.
Bu Yulia membimbing Zyzy naik ke atas panggung dimana sudah ada kedua orangtuanya juga kedua orangtua Leon, mereka bersiap melakukan prosesi pertunangan, sudah ada petugas pembawa nampan yang berisi cincin pertunangan. Hari Zyzy masih ragu tapi ia memantapkan hatinya jika Leon adalah pria yang tepat untuknya, apalagi mereka sudah saling mengenal cukup lama.
Satu persatu prosesi pertunangan sudah berjalan dengan lancar, mulai dari perkenalan calon mempelai, kedua orangtua dan prosesi yang ditunggu tunggu adalah penyematan cincin pertunangan kedua calon mempelai. Setelah prosesi berakhir, Zyzy dan Leon serta kedua orangtua mereka turun dari panggung, ada hiburan music dan para tamu dipersilahkan menikmati hidangan. Sedangkan kedua keluarga calon mempelai menuju tempat khusus yang disediakan untuk mereka dan keluarga besar.
Zyzy duduk di meja bulat bersama Leon disebelahnya juga kedua orangtua mereka, mereka menikmati hidangan di depan mereka sambil bicara ringan.
“Syukurlah prosesi pertunangan berjalan sangat lancar ya bu Yulia?”
“Benar bu Ina, setelah ini kita akan mempersiapkan pesta pernikahan yang megah, pasti sangat berkesan bagi kita juga bagi Zyzy dan Leon.”
“Benar sekali bu Yulia, tidak sabar untuk hari special itu.”
“Ma… Zyzy dan Leon baru beberapa menit lalu resmi bertunangan, jangan terburu buru lah menentukan hari pernikahan.”
“Niat baik harus disegerakan Zyzy sayang,” jawab bu Ina tersenyum bahagia, Zyzy menghela nafas, ia merasa belum siap menikah dalam waktu dekat, ia ingin menunda pernikahan ini beberapa bulan atau mungkin lebih dari setahun tapi melihat antusiasme kedua orangtuanya juga kedua orangtua Leon, sepertinya keinginannya hanya angan belaka.
“Ma, keluarga papa belum datang?” tanya Leon pada mamanya.
“Belum Leon sayang, kalau kakak kakak mama dan anak anaknya akan datang saat pernikahan karena mereka kan ada di luar negeri dan kita sangat mendadak saat memberitahu mereka tentang pesta pertunangan kamu dan Zyzy.”
“Iya ma, Uwak Wijaya dan istrinya belum datang ma?” tanya Leon.
“Sepertinya belum, Mungkin mereka akan datang bersama abang sepupu kamu Leon, kalau Ara kan sudah disini sejak kemarin mempersiapkan gedung ini untuk pesta pertunangan kamu ini, kamu sudah bertemu?”
“Belum ma, dia pasti masih sibuk mengarahkan anak buahnya dalam acara pertunangan aku ini.”
“Kenalkan dengan Zyzy biar Zyzy tahu siapa saja keluarga besar kita, agar bisa saling mengenal dan saling dekat.”
“Iya ma.”
“Leon…tante Ina,” sapa seseorang yang membuat Zyzy, Leon dan Bu Ina menoleh, sedangkan papa Zyzy, papa Leon sedang terlibat pembicaraan serius.
“Ara?” pekik Zyzy terkejut saat melihat Adhara di depannya.
“Zyzy?”
“Kalian sudah saling kenal?” tanya bu Ina menatap Zyzy dan Adhara bergantian.
“Enggak juga tante, kami baru kenal kemarin? Ya kan Zy?” ucap Adhara kemudian duduk di samping bu Ina.
“Jadi kamu yang bertunangan dengan Leon? Dunia sempit sekali Zy,” tambah Adhara, Zyzy hanya tersenyum kecil.
“Iya juga, jadi pesta pertunangan adik sepupu kamu itu pertunangan Leon denganku ternyata.”
“Kak Ara kenal Zyzy dimana?”
“Ada deh, mau tau aja, by the way selamat ya Zyzy atas pertunangan kamu dengan Leon, bagus kamu mengikat dia dalam pertunangan karena banyak yang mengejar Leon.”
“Oh ya?” Zyzy melirik pada Leon yang diam tanpa expresi.
“Kak Ara jangan bicara sembarangan,” protes Leon.
“iya iya sorry.”
“Abang mana? Belum datang?”
“Abang masih dijalan katanya, sama papa dan mama, agak telat karena macet.”
“Oh…” Leon mengangguk mengerti.
“Zy, kak Ara ini kakak sepupu aku, papanya adalah kakak dari papaku. Dia punya abang nanti aku perkenalkan sama kamu.”
“Tapi jangan terkejut ya Zy, abang aku itu agak sombong, tolong dimaklumi kalau nanti kata katanya membuat kamu tersinggung.”
“Iya santai aja Ra, eh aku panggilnya kak Ara dong ya?” tanya Zyzy tidak enak karena hanya memanggil Adhara dengan nama saja.
“Tidak perlu sekaku itu, kita kan teman,” jawab Adhara.
“Tapi kak Ara, Zyzya akan jadi istriku seharusnya dia memanggil kak Ara juga dong.”
“Iya iya bawel banget sih kamu Leon. Terserah kamu Zy mau panggil aku apa, kita sepertinya seumuran deh, aku males dipanggil kakak apalagi sama Leon yang usianya lebih tua dari aku, berasa aku lebih tua dari dia,” seloroh Adhara membuat Zyzy dan mama Leon juga bu Yulia tergelak.
“Sayang, kita temui teman teman dan rekan bisnis aku yuk, aku mengundang mereka ke pesta pertunangan kita ini.”
Zyzy mengangguk, Zyzy dan Leon pamit pada bu Yulia, bu Ina dan Adhara untuk menyapa para tamu undangan yang diundang oleh Leon. Zyzy mengikuti Leon menyapa dan menjabat tangan beberapa orang yang datang dengan pasangan mereka, juga bercakap cakap beberapa saat, setelah itu kembali menemui tamu yang lain.
Zyzy dan Leon kemudian berjalan menuju boot minuman karena mereka sangat haus setelah berkeliling venue dan menyapa beberapa rekan bisnis Leon, Zyzy mengambil orange juice begitu pula dengan Leon. Zyzy meminum juice jeruk ditangannya beberapa teguk, dan mengedarkan pandangannya ke penjuru area gedung pertunangan.
Situasi cukup ramai, banyak tamu undangan yang hadir, Zyzy melihat Adhara berjalan tergesa mendekati tempat ia dan Leon sedang berada.
“Kenapa Ra, buru buru banget?” tanya Zyzy.
“Tante Ina meminta aku memanggil kalian, papa dan mamaku juga abangku sudah datang, Leon diminta memperkenalkan kamu pada mereka,” ucap Adhara.
“Uwak dan abang sudang datang? Baguslah aku juga mau bicara banyak dengan abang, ayo sayang kita temui abang,” ucap Leon menggenggam jemari Zyzy dan membawanya menuju area khusus keluarga untuk memperkenalkan Zyzy kepada keluarga besarnya.
Zyzy dan Leon bejalan berdampingan, di belakang mereka berjalan Adhara, mereka menuju area khusus keluarga.
“Selamat siang wak, apa kabar? Saya senang Uwak Wijaya dan Uwak Dini mau menyempatkan datang ke acara pertunangan saya dan Zyzy.”
“Ini tunangan kamu Leon? Cantik sekali.” Ucap bu Dini, mama Adhara.
“Terima kasih Uwak, perkenalkan saya Zyzy,” ucap Zyzy menjabat tangan kedua orang tau Adhara.
“Abang mana ma, pa?”
“Sedang ke toilet tunggu saja, nah itu dia,” tunjuk bu Dini.
Zyzy berbalik mencari keberadaan abang sepupu Leon, tapi betapa terkejutnya Zyzy saat tahu siapa abang sepupu Leon, pria itu sudah berdiri di depannya dan Leon.
“Bang Athar… apa kabar?”
“Baik…” jawab Athar singkat, ia menatap Zyzy sejenak.
“Oh ya bang, kenalkan ini Zyzy, tunangan aku,” ucap Leon memperkenalkan Zyzy apda Athar.
Sedangkan Zyzy menatap Athar tak percaya, tidak percaya jika pengacara culas didepannya adalah abang sepupu Leon dan lebih mengejutkan adalah kakak dari Adhara.
Lynagabrielangga.