Malam semakin larut ketika mobil Sadewa melaju di jalanan kota yang mulai lengang. Lampu-lampu jalan berkelip melewati kaca jendela, memantulkan cahaya redup ke wajah Dewi yang duduk di samping. Sejenak hening, hanya suara mesin mobil dan musik lembut yang mengisi ruang kabin. Dewi menggenggam ujung tas kecilnya, ragu, sebelum akhirnya memberanikan diri bertanya pelan. “Sadewa,” suaranya terdengar hati-hati. “Hm?” Sadewa menoleh sekilas sambil tetap fokus pada jalan. “Apa kamu… ingin punya anak dariku?” Pertanyaan itu membuat suasana mobil seolah langsung berubah. Sadewa sempat terdiam sejenak, lalu sudut bibirnya terangkat, membentuk senyum yang tulus. “Pertanyaan yang menarik,” ucapnya sambil tersenyum. Dewi mengernyit manja. “Kenapa malah tersenyum? Jawab dong.” Sadewa meliriknya

