"Ah kakak ipar, kau ini pelit sekali!" Setelah sekian banyak Vivi terus bertanya dari A sampai Z aku tidak menjawab. Biar saja dia terus mengoceh sampai berbusa aku enggan menjawab. Asas dari mana aku harus menjelaskan sesuatu hal yang seharusnya tidak di ketahui seorang gadis. Jika dia tahu, penasaran, lalu ingin merasakannya? Bisa ribet urusannya. "Tidak!" jawabku membuat Vivi langsung menjatuhkan kepala, memeluk tubuhku yang sedang duduk di brankar. "Eh, eh apa yang kau lakukan?" Geli, tangan Vivi terlalu lembut jika mengusap pinggangku. "Tidak ada," jawab Vivi tanpa menatapku. Kami berdua diam, menikmati ketenangan ruangan yang damai bersih dan sepi. Adegan demi adegan besar yang baru saja terjadi kembali menghantam ingatanku. Aku yang di bawa pulang ke rumah Rangga, mengikuti ac