"Bodoh!" Sentakan keras diiringi dengan gebrakan tangan kokoh membuat para karyawan gemetar ketakutan. Matanya menghunus tajam, menatap karyawannya satu per satu. Bagaimana tidak murka, Rangga melihat angka-angka hilang di nominal laporan. Mengalami penurunan keuangan padahal dengan pemasukan yang masih berjalan lancar dan itu semua di manipulasi oleh kegiatan Bakti yang tak terhingga jumlahnya. Padahal baru dua hari Rangga ke perusahaan. tapi dia sudah menemukan kesalahannya. Tentu saja, pria berwajah tampan tapi irit bicara itu sampai tidak tidur mencari inti permasalahannya. Hingga pada saat Nadia tepat di pemakaman barulah Rangga menemukan celah permasalahan dan menghubungi gadisnya. "Laporan cacat seperti ini lolos begitu saja hah!" Menapak kedua tangan di meja. "Dasar tidak bec