Sabine menangis sesenggukan ketika papanya memaksanya menerima surat wasiat yang pernah dia buat dulu. Surat yang ditandatangani beberapa saksi yang terdiri dari anggota keluarga besar Akhyar. Bahwa mereka menyetujui harta Akhyar sepenuhnya adalah milik Sabine, jika dirinya sudah tiada. "Aku nggak minta ini, Pa," ucap Sabine yang terisak. Niko yang duduk di sampingnya tampak menahan kekecewaan mendalam. Tatapannya kosong ke taman depan. Dia tidak menyangka istrinya menagih janji harta papanya tepat pada hari bahagianya. "Terimalah. Ini memang janji Papa. Papa minta maaf. Sudah menyusahkan kamu," "Aku sudah maafkan Papa. Aku sudah melupakannya. Aku nggak minta," Sabine gigit bibirnya kuat-kuat. Dia tidak menyangka Akhyar benar-benar serius dengan pertanyaannya. "Aku cuma terbawa e

