Ola cepat menarik tangan Akhyar dan menggenggamnya agar Akhyar memahami sikap besannya dengan tidak terlalu menanggapi kata-katanya yang mungkin menyinggung perasaannya. “Kamu itu kan baru pertama kali menikah. Pertama kali mengucap sumpah di depan penghulu. Baru pertama kali memulai mengarungi bahtera rumah tangga.” Hanin memelankan suaranya. “Memang kamu memiliki anak, Yar. Tapi belum mengalami kenikmatan mengurus anak-anak bersama-sama istri. Ini yang seharusnya nggak boleh kamu lewati. Disyukuri dapat amanah dari Gusti Allah.” Akhyar yang awalnya gusar menjadi sedikit lebih tenang. Apalagi saat menatap mata Hanin yang sungguh-sungguh menginginkan kebahagiaan pernikahannya dengan Ola selama-lamanya. “Iya, Nin,” tanggapnya pelan. “Mengerti maksudku kan?” tanya Hanin sambil mengawasi

