57

1842 Kata

POV Ilana "Umi, ayo dimakan, Sayang." Aku membelai rambut Umi. Sejak tadi anak perempuanku satu-satunya ini hanya memandangi nasi di piringnya tanpa memakannya sama sekali. "Iya, Bunda. Ini Umi mau makan." Umi menyuap makanannya perlahan. "Apa kita akan tinggal di sini selamanya, Bun?" Umi menatap sekeliling. Aku menggeser kursi lebih dekat ke arahnya dan mengangguk. Umi harus dijelaskan agar tidak bingung. "Gak selamanya, Sayang. Kapan-kapan, kita kembali tinggal di rumah kita. Tapi saat kita kembali ke rumah kita nanti, ayah dan Tante Fani sudah gak tinggal di rumah kita," sahutku dengan tatapan terus ke arahnya. "Bunda udah gak bahagia dengan ayahmu. Jadi, bunda sama ayah akan berpisah. Jadi, Umi akan tinggal dengan bunda. Gak tinggal dengan ayah. Kalau Umi kangen sama ayah, Umi bol

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN