45

1899 Kata

POV Ilana & Adam Aku terbangun dengan kepala pusing dan mata berat yang terasa lengket digerakkan karena semalaman terus menangis. Aku perlahan duduk, menoleh ke samping ternyata sudah tidak ada Umi di dekatku. Saat aku menatap ke arah kaki, ternyata aku diselimuti. Aku menyibak selimut sambil menatap jam dinding, pukul 8 pagi. "Umi." Panggilku sambil melangkah keluar kamar. Tidak ada sahutan. Pasti ia sudah berangkat sekolah bareng Bang Rivan berangkat ke kantor. Aku ke kamar mandi untuk membasuh wajah, lalu menuju ruang makan, tampak Rifani sedang membereskan meja. Ternyata dia sudah mulai mengerti bahwa itu adalah pekerjaan tetapnya jika ingin terus tinggal di rumah ini. Rifani menoleh saat aku mendekat ke arahnya, mengambil teko lalu menuang air ke gelas. Aku mengernyit karena ia t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN