POV Ilana "Bapak menyukai perempuan tadi?" "Ya, saya menyukainya. Itulah saya menyuruh kamu per--" Aku menarik napas. Apa-apaan, mengingat ucapan Pak bos barusan membuat dadaku terus saja berdebar. Apa maksud ucapan Pak Adam tadi? Ia menyukaiku? Aku menggelengkan kepala cepat saat berpikir, ia menyukaiku sebagai seorang lelaki normal ke perempuan yang dicintainya. Tidak mungkin begitu. Ya, tidak mungkin. Aku mengibaskan tangan ke udara, meyakinkan diri sendiri bahwa tidak mungkin Pak Adam menyukai karyawannya sendiri. Kalaupun suka, pasti menyukaiku sebagai karyawannya, maksudku, ia menyukai hasil kerjaku yang cekatan. Jadi, sungguh aneh sekali mengingat ucapannya, aku terus saja berdebar. Lana, kendalikan dirimu, kataku dalam hati sambil menarik napas panjang. Segera menyetop mikr