Tin tin! Tin tin! Bunyi klakson terus memanggil-manggil memecah pagi yang hening. Aku yang sedang menggoreng lele lekas mencuci tangan, mematikan kompor setelah itu berjalan ke depan dan membuka pintu. Tampak mobil Pak Adam di halaman rumah. Pintu benda itu perlahan menbuka lalu Pak Pak Adam turun, satu tangannya membawa sebuket bunga, satunya lagi membawa boneka panda cokelat besar. Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum melihatnya berjalan kemari, ia tersenyum padaku yang kubalas dengan senyuman juga. "Untukmu, Baby." Pak Adam mengulurkan buket bunga mawar yang dibawanya begitu tiba di hadapanku. "Bapak gak perlu repot-repot bawa bunga." Aku menerimanya. "Sama sekali tidak merepotkan, Sayang. Mana calon anak saya? U-miiii?!" Panggilnya sambil melongok ke dalam. Aku menggaruk ramb