74

1994 Kata

"Jawab, Dik. Apa jika Abang dan Fani cerai, kamu mau menikah dengan Abang?" ucap Bang Rivan dengan wajah sungguh-sungguh. Kenapa tiba-tiba Bang Rivan begini? Padahal saat aku masih jadi istrinya, ia selalu marah tiap aku menyuruhnya menceraikan Rifani. Sungguh membuatku tercengang heran. "Jawab!" Ucapan Bang Rivan menekan. Aku menarik napas panjang. Bisa saja aku mengiyakan lalu ia menceraikan Rifani tapi aku tidak akan menikah dengan Bang Rivan untuk membalas dendam, tapi entah kenapa, aku tak ingin melakukan itu. Aku takut bapak nanti berharap banyak padaku. Aku tak ingin mengulang kejadian lalu yang hanya akan membuat bapak dan ibu sedih. Walau aku bukan lagi menantunya, mereka tetap kakek Umi dan baik Umi maupun aku sama-sama menyayangi mereka. "Gak, Bang." "Kamu bilang barusan b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN