Wisnu menyembunyikan kepalanya di pinggang Raras, meremas jaket hitam milik istrinya, dia merasa tak berguna, dia sibuk dengan rindunya padahal Raras sedang berjuang mempertahankan nyawanya sendiri. "Maafkan aku, Ras!" Suara Wisnu tenggelam di lekukan pinggang Raras. "Semua sudah berakhir, tidak ada lagi yang perlu kita fikirkan, yang jelas kau harus sehat terlebih dahulu, bagaimana kau akan mencari nafkah jika sakit begini." Raras memotivasi Wisnu, laki-laki itu bangkit berlahan dibantu oleh Raras lalu bersandar ke sisi ranjang, dia masih pusing dan perutnya mulai bergejolak kembali. "Aku tak percaya diri, Ras! Lihatlah aku!" Wisnu menundukkan wajahnya. Raras tersenyum kembali, setelah aksi sama-sama menangis, mereka mulai lebih banyak tersenyum. Raras menyandarkan kepalanya ke d**a W