Wisnu dan Raras langsung pulang setelah konsultasi rutin dengan dokter yang menanganinya selama ini. Dokter menyarankan untuk mulai memijakkan kaki yang masih ditupang kruk. Walau sedikit nyeri dan kaku, Wisnu mulai berjalan sedikit -sedikit dengan bergelayut ke lengan Raras. Wisnu memberi usul agar mereka langsung ke dokter kandungan. Namun Raras menolak, ada alasan tertentu baginya menolak itu semua. Dia takut Wisnu akan melarangnya bekerja jika dia terbukti hamil, padahal sekarang perusahaan sedang membutuhkannya. Raras mengambil telpon genggamnya yang berbunyi dari tadi, dia sedang fokus dengan jalan di depannya. Namun matanya membelalak kaget, saat melihat siapa yang tertera disitu. "Ayah?" Katanya meminta pendapat pada suaminya sambil berbisik. Wisnu memberikan kode agar telpon it